ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Perilaku Manusia Ditentukan Oleh Pandangan Dunianya

by admin
November 12, 2017
in Ahlulbait
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Ali, namanya terukir indah dalam lembaran sejarah meski tidak setiap orang mengenal sosok mulia ini sebagaimana adanya. George Jordac, pemikir Kristen berkebangsaan Lebanon menulis, “Sejarah membuktikan bahwa keutamaan Ali tidak kenal habisnya, penghulu para syuhada, penyeru keadilan dan tokoh yang abadi di Timur. Di antara putra Adam dan Hawa sepanjang sejarah, tidak ada yang meneriakkan kebenaran seperti Ali. Imam Ali adalah jantung Islam seperti aliran air yang keluar dari mata air. Sebelum memeluk agama Islam, kaum Muslim masa itu menyembah berhala. Namun Ali adalah orang yang pertama kali beriman kepada Muhammad dan menyembah Allah Swt. Ali seperti gunung yang tegar berdiri menegakkan kebenaran.

Dengan kebersihan dan kesucian hati dan keimanan, Ali menghadapi kaum zalim, penguasa dan kapitalis. Ia adalah laut yang gelombangnya menghempas seluruh penjuru alam semesta. Namun, hati Ali meleleh menyaksikan tetesan air mata seorang anak yatim.” Lebih lanjut, Jordac, berteriak, “Wahai dunia, apa jadinya jika seluruh kekuatanmu seperti Ali dengan akal, hati dan pedangnya ?”

Dengan datangnya gelombang baru dunia dan meningkatnya arus kebangkitan hati serta kesadaran menuju kebenaran dan hakikat, penulis Kristen ini menulis, “Era baru telah datang dan saya menyaksikan makna nilai-nilai dari sosok putra Abu Thalib dan senantiasa dalam hembusan nafasnya tercermin akhlak sebagai manifestasi komitmen kemanusiaan.”

Terkadang semakin tinggi tingkat pengetahuan manusia atas ilmu dan kebenaran, maka ia semakin dirugikan oleh ketidaktahuan orang lain. Ali termasuk di antaranya. Di bidang ilmu pengetahuan, Ali tiada taranya. Ia dengan pemikiran transendennya melakukan perubahan besar di arena pemikiran dan ilmu pengetahuan, namun ia seringkali mendapat penentangan dari orang-orang yang bodoh. Ali berseru,”Sadarlah, demi ayah dan ibuku yang menyerukan kebenaran kepada (umat manusia setelahku), yang namanya terkemuka di langit dan tidak dikenal di bumi. Ketahuilah. Kita harus menanti dampak akibat perbuatan kita.”(Nahjul Balaghah, Khutbah 187/229).

Ali menilai orang-orang bodoh adalah orang yang kebingungan dan tersesat. Sedangkan orang orang yang berilmu tetap tidak bisa terbebas dari kesalahan, jika hanya bertumpu pada pengetahuan dan akalnya saja. Karena manusia seringkali dipengaruhi oleh kecenderungan syahwat dirinya sendiri.

Imam Ali menilai sikap membangkang dan sebaliknya mengikuti secara membabi buta bertentangan dengan spirit pencari kebenaran. Tidak hanya itu, beliau juga mengecam sikap tersebut dan menyerukan kepada umat manusia untuk berpikir dengan mengatakan, “Allah merahmati orang-orang yang berpikir dan mengambil pelajaran.”

Kearifan merupakan sinar dan cahaya khusus yang dihasilkan dari tafakur dan menggunakan cahaya wahyu serta keimamahan dari dalam diri manusia. Orang yang tidak memiliki kearifan tidak memiliki kemanusiaan, karena pemikiran mereka berada dalam kegelapan dan tidak mengenal kebenaran. Dengan demikian, mereka tidak mengenal jalan kebahagiaan.

Al-Quran membedakan antara orang yang memiliki pelita kearifan dalam dirinya dan orang yang tidak memilikinya. Surat al-Anam ayat 122 mengungkapkan, “Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.”

Kearifan merupakan sandaran perilaku manusia. Dengan demikian nilai manusia ditentukan oleh jenis pandangan dunianya. Imam Ali as berkata, “Nilai manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuannya.” Terkait hal ini, Imam Ali menyerukan kepada umat manusia untuk memanfaatkan potensi akal yang disertai ketakwaan. Sejatinya, supaya cahaya kearifan tetap berlanjut, harus membangun benteng untuk mencegah dari berbagai hantaman badai, dan takwa adalah benteng yang kokoh untuk mengendalikan diri manusia.

Akal merupakan sumber pengetahuan manusia. Akal berperan vital dalam sistem pemikiran. Dengan kata lain, berpikir dan merenung merupakan faktor pembentuk kearifan. Imam Ali berkata,”Barang siapa yang panjang akalnya, maka pandangannya akan baik.”

Orang yang pandangan dunianya hanya bertumpu pada unsur-unsur material saja seperti pasien yang mengidap penyakit ketidaksadaran dan kesesatan. Orang yang buta mata hatinya adalah orang yang membatasi sumber pengetahuan hanya pada akal dan hatinya hanya pada dimensi material saja. Imam Ali as menempatkan Dinasti Umayah dalam kelompok ini. Mereka tidak menerangi hatinya dengan cahaya hati dan tidak menyalakan pengetahuan dalam dirinya. Beliau mendoakan orang yang menuntut ilmu dan makrifah. Beliau berkata,”Tuhanku, berkahilah orang yang mendengar perkataan hikmah dan menerimanya.”

Imam Ali menilai orang yang berpengetahuan merupakan faktor yang menyebabkan terbukanya kesadaran. Beliau mengatakan bahwa orang-orang berpengetahuan adalah orang yang memandang dengan kacamata akal dan menerobos dunia material hingga menembus dunia non materi dan hasilnya ia berhasil mencapai tujuan.

Imam Ali menempatkan al-Quran sebagai sebuah sumber kebenaran bagi orang-orang yang berakal. Beliau juga menyerukan kepada umat Islam untuk mengamalkan ajaran Islam menuju jalan kebahagiaan. Di bagian lainnya Imam Ali menasehati, supaya kita memandang dengan pandangan Quran. Dengan kitab suci ini, orang akan berada dalam naungan cahaya dan tidak akan keluar dari rel dan membimbing menuju tujuan sejati.”

Imam Ali di bagian lainnya menyebut al-Quran sebagai petunjuk yang tidak akan menyesatkan manusia. Beliau menegaskan, “Ketahuilah! Sebagaimana al-Quran sebagai penasehat yang tidak akan menipu, ia juga merupakan pedoman yang tidak akan menyesatkan dan tidak pernah bohong…”

Salah satu pesan mulia Imam Ali lainnya mengenai seruan untuk mengambil pelajaran dari sejarah orang-orang terdahulu. Imam Ali dalam wasiatnya kepada putranya Imam Hasan, mengatakan, “Pelajaran penting dan bernilai dari sejarah ikatlah dalam hatimu hingga kamu bisa mengambil pelajaran dari kehidupan orang-orang terdahulu karena lambat atau cepat engkau akan seperti mereka meninggalkan kerabat dan sahabatmu menuju perjalanan panjang. Berpikirlah apa yang harus kamu lakukan !”

Di mata Imam Ali, manusia memiliki keutamaan yang tinggi, sehingga manusia sendiri tidak boleh menggoyahkan kedudukannya yang mulia dengan perbuatan buruk.

Imam Ali berkata, “Allah merahmati orang yang menyaksikan kebenaran dan mendukungnya, maupun orang yang menyaksikan kezaliman dan memeranginya.”  (IRIB Indonesia)

 

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Ahlulbait

Ketahuilah Keutamaan Fathimah, Jangan Hanya Namanya

December 28, 2022

Dalam tradisi Ahlulbait, ada hari-hari yang disebut sebagai Ayyamul Fathimiyah. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan kapan hari syahid Sayidah Fathimah....

Ahlulbait

Bukan Hanya karena Nasab, Fathimah Mulia karena Besar dan Agung Akhlaknya

December 28, 2022

Selain nasab dan keturunan, keutamaan akhlak adalah yang membentuk siapa seseorang tersebut. Sayidah Zahra, adalah keturunan manusia paling agung dan...

Ahlulbait

Sejarah Singkat Imam Hasan Al-Askari

November 2, 2022

Imam Hasan Askari a.s. adalah manusia suci ke-13 , sekaligus Imam ke-11 dari 12 Imam Ahlulbait setelah Rasulullah Saw. Beliau...

Ahlulbait

syahadah IMAM HASAN AL-ASKARI AS.IMAM HASAN AL-ASKARI AS.

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Centermenyampaikan Dukacita yang mendalam atas hari syahadah IMAM HASAN AL-ASKARI AS.8 Rabiul Awal Instagram:https://www.instagram.com/p/CjVLBCUr6w1/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Ahlulbait

Muhammad Model Sempurna untuk Menjadi Manusia Terbaik

September 30, 2022

Adalah suatu yang fitrah seorang manusia mencintai kesempurnaan. Tetapi ketika kita menginginkan sesuatu yang terbaik, apakah kita juga pernah ingin...

Ahlulbait

Nabi Muhammad Saw menurut pandangan Imam Ali bin Abi Thalib a.s.

September 28, 2022

Nabi Muhammad Saw menurut pandangan Imam Ali bin Abi Thalib a.s. Sengaja kami kutip komentar Imam Ali a.s. Mengenai Rasulullah...

Next Post

Akal Juga Hujjah Bagi Tuhan

Jejak Islam di Antigua dan Barbuda

Kiai Zainuddin Madjid; Ulama, Pejuang Kemerdekaan, Pujangga Sufistik dari NTB

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist