ICC Jakarta – Presiden Al Mustafa International University, Ayatullah Alireza Arafi mengatakan, interpretasi kaku dan kasar tentang Islam telah membawa agama ini pada sebuah tantangan serius.
“Dalam interpretasi ini, toleransi dan tenggang rasa mulai memudar dan menawarkan penafsiran yang ekstrim tentang Islam, di mana puncaknya dapat ditemukan dalam pemikiran Daesh,” ujarnya ketika menerima kunjungan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI (Menristek Dikti), Muhammad Nasir di kota Qom, Senin (9/10/2017), seperti dikutip IRNA.
“Penafsiran sekularisme adalah memisahkan Islam dari pemikiran politik dan sosial agama ini. Penafsiran ini mencontoh pemikiran Barat dengan mengabaikan aspek politik dan sosial Islam,” kata Ayatullah Arafi.
Dalam pertemuan itu, Ayatullah Arafi menilai dialog antar-agama, budaya dan mazhab-mazhab Islam sebagai pendekatan terpenting agama ini, dan Al Mustafa International University mewakili pemikiran ini.
Ia juga mengakui ketertarikan masyarakat Muslim Indonesia kepada ilmu filsafat dan berharap perwakilan Al Mustafa International University di Jakarta memasukkan mata pelajaran filsafat dalam kurikulumnya.
Menurut Ayatullah Arafi, saat ini telah terbuka berbagai ruang untuk pengembangan hubungan antara Al Mustafa International University dan pusat-pusat ilmiah dan agama di Indonesia.
“Masalah penelitian, peluang studi dan pengembangan Al Mustafa International University di Jakarta, dapat dianggap sebagai salah satu dari ruang tersebut untuk pengembangan kerjasama kolektif,” pungkasnya. (Parstoday)