ICC Jakarta – Manusia merupakan percampuran dari seluruh hakikat alam yang berlainan, mulai dari tahapan materi pertama hingga derajat tertinggi yang berbaur di dalam dirinya, yaitu dia berjalan dari materi pertama hingga tingkatan tumbuhan, dan dari alam hewan hingga kesempurnaan insani.
Meskipun manusia memiliki kedudukan tinggi dan agung, akan tetapi perjalanan geraknya selalu ada saja yang menghalanginya. Para setan duduk manis untuk menggoda manusia dan mendorongnya ke arah jurang yang terjal. Oleh karena itu, manusia dalam sepanjang kehidupannya, berada dalam sebuah medan perlawanan yang riil, dan tentunya dalam pergumulan dan perlawanan inilah akan tersedia media bagi pertumbuhan manusia, karena jika hanya ada gerak satu arah dan tidak ada gerak ke arah yang berlawanan serta perjalanan yang bertentangan, maka pertumbuhan dan kesempurnaan tidak akan pernah terwujud.
Dengan alasan inilah Allah senantiasa mengingatkan manusia untuk berlindung dari makar dan tipuan musuh dan penggoda manusia ini, dan menyarankan kepada mereka untuk memusatkan kekuatan dan konsentrasinya dalam geraknya menuju tujuan sucinya.
Jika sebagian dari kelezatan-kelezatan batin, lebih penting dan lebih diprioritaskan dari syahwat, perut, dan seluruh instink, maka yakin bahwa kelezatan-kelezatan batin pasti tidak akan bisa dikomparasikan dengan kelezatan-kelezatan lahir. Para psikolog modern pun membahas sebagian dari masalah ini dan mengatakan bahwa antara kelezatan-kelezatan jasmani dan jiwa terdapat perbedaan yang sangat tajam. Di antaranya adalah bahwa kelezatan-kelezatan jasmani, berkaitan dengan anggota-anggota badan tertentu, misalnya berhubungan dengan penglihatan, pendengaran atau penciuman, akan tetapi kelezatan-kelezatan ruh tidak seperti ini, kelezatan jenis ini lebih bersifat mencakup dan meliputi seluruh wujud manusia. Seperti kelezatan seorang ilmuwan setelah menemukan masalah-masalah ilmiah.
Selain itu, kelezatan jasmani, membutuhkan penggerak dari luar, seperti pemandangan yang indah, suara yang merdu, dan lainnya akan tetapi kelezatan ruh, muncul dari persepsi internal manusia, seperti pemahaman masalah ilmiah atau perasaan menang. Perbedaan yang lainnya adalah, kelezatan-kelezatan inderawi seperti perasa, pendengaran, dan penglihatan tidak akan bertahan lama dan akan cepat mengalami kerusakan, akan tetapi kelezatan ruh bertahan lama. Sebagaimana sakit-sakit jasmani yang bisa disembuhkan, akan tetapi penyakit ruh tidak dengan mudah bisa disembuhkan. Sebagaimana dikatakan bahwa luka yang disebabkan oleh lidah lebih dalam dari luka yang disebabkan oleh pedang.
Pada dasarnya harus dikatakan bahwa perbedaan antara kelezatan yang satu dengan yang lainnya tergantung pada kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing. Kelezatan yang dihasilkan dari memakan sekerat makanan yang lezat tidak akan sama dengan kelezatan yang dihasilkan dari penemuan atas sebuah masalah-masalah misalnya. Ya tujuan diciptakannya manusia adalah untuk melejitkan keinsaniyahan manusia dan menyuburkan sisi-sisi maknawi manusia.
Imam Mahdi Afs bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT tidak menciptkan mahluknya dengan sia-sia, dan mereka tidak dibiarkan begitu saja, akan tetapi Dia menciptakan mereka dengan kekuasaan-Nya, dan mereka dianugerahi telinga, mata, hati, dan akal pikiran, kemudian Allah mengutus kepada mereka para nabi untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan, mereka (para nabi) menyeru makhluk untuk taat kepada-Nya dan mencegah mereka untuk bermaksiat, dan memberi tahu kepada mereka tentang hal-hal yang tidak mereka ketahui dari perintah tuhan mereka dan agama mereka. (Bihar Al-Anwar, Jil. 53, Hal. 194)