ICC Jakarta – Menurut al-Quran, penamaan sebagian malam-malam ganjil bulan Ramadhan (19, 21 dan 23) sebagai malam Qadr adalah karena malam penuh berkah itu merupakan penentuan takdir urusan-urusan seluruh makhluk. Malam ini merupakan malam untuk menentukan ketetapan-ketetapan yang telah ditentukan (lailah al-qadar al-muqaddarah), seperti dinyatakan-Nya, Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah (QS. al-Dukhan [44]: 3-4).
Sementara menurut pandangan sebagian ulama, disebut demikian tak lain karena ia adalah malam yang berkedudukan agung. Allah menurunkan pada malam itu sebuah kitab agung, dan karenanya orang yang menghidupkan malam tersebut, maka ia memiliki kedudukan yang agung di sisi Allah.
Sesungguhnya semua manusia sejatinya bisa mendapati malam Qadr karena ia tidak secara mutlak berada di luar batas pengetahuan manusia. Namun, mengetahui seluruh dimensinya itulah yang berada di luar jangkauan manusia. Tidak sepatutnya seseorang mempersepsikan telah sampai pada pengetahuan ihwal malam Qadr semata karena telah mengetahui sebagian sisinya saja. Semestinya ia justru berusaha dan semakin berusaha untuk mendapatkan tambahan dari arti penting malam Qadr. Semakin pengetahuannya mengenai malam Qadr bertambah, semakin pula ia mampu memperoleh banyak keuntungan yang lebih besar lagi.
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (QS. al-Qadr [97]: 2)
Ungkapan ini dituturkan di dalam al-Quran untuk menjelaskan nilai penting dari sebuah hakikat yang akan dituturkan dalam kalimat setelahnya.
Keagungannya memiliki nilai yang sama dengan1000 hari atau sepanjang 83 tahun 4 bulan! Dalam ungkapan yang lebih memukau; seribu hari!
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS. al-Qadr
Allah mengkhususkan untuk umat Nabi Muhammad sebuah karunia berupa malam Qadr yang dijadikan-Nya lebih baik dari seribu bulan. Boleh jadi, sebuah riwayat yang berasal dari Rasulullah saw menegaskan arti ini. Diriwayatkan bahwa diperlihatkan kepada Rasul umur umat-umat terdahulu, seolah umur umat beliau lebih pendek dari umur mereka. Usia umat beliau tidak dapat mencapai panjang usia mereka. Maka Allah memberikan kepada beliau malam Qadr, dan menjadikannya lebih baik dari seribu bulan. (Qurthubi, Tafsir Jami’ al-Ahkam, 20: 133.)
Di dalam hadis lain, diceritakan kepada Rasulullah saw tentang seseorang dari kalangan Bani Israil yang berjuang di jalan Allah dengan membawa senjata di bahunya selama seribu bulan. Rasulullah sangat terkesima dan takjub terhadapnya. Beliau berharap hal demikian ada pada umatnya. Rasul berkata, “Ya Rabb, Engkau jadikan umatku umat yang paling pendek usianya, paling sedikit amalnya”. Maka Allah menganugerahi beliau malam Qadr. Firman-Nya, “Malam Qadr lebih baik dari seribu bulan di mana orang Israil itu memikul senjata untuk berjuang di jalan Allah. Ia untukmu dan umatmu sepeninggalmu hingga hari kiamat, pada setiap bulan Ramadan”. (Tafsir Nur al-Tsaqalain, 5: 615)
Semoga kita semua termasuk golongan yang bisa mendapatlan taufik dari Allah untuk imenghidupkan malam-malam Qadr dan mencapai ketaatan serta ketakwaan. [SZ]