Pada 17 Oktober 2023, Israel melakukan serangan udara terhadap para korban luka dan pengungsi Palestina yang berlindung di Rumah Sakit Al-Ma’madani. Dalam serangan ini, lebih dari 800 warga sipil tewas, mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak. Media menggambarkan pembantaian ini sebagai genosida, Holocaust nyata, dan kejahatan perang.
Pada 28 Oktober 2023, Israel membom Rumah Sakit Al-Quds yang menampung 14.000 pengungsi. Kemudian, pada 12 Desember 2023, Israel menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan, tempat lebih dari 10.000 warga Palestina di utara Jalur Gaza menggunakan sebagai tempat berlindung, menewaskan banyak wanita dan anak-anak.
Pada Maret 2024, selama pengepungan pusat medis Shifa, rezim Zionis menewaskan sekitar 400 orang. Dalam sebuah laporan, Pengawas Hak Asasi Manusia Euro-Mediterranean mengungkapkan bahwa dalam serangan Israel terhadap Rumah Sakit Shifa di Gaza, sekitar 1.500 orang tewas, terluka, atau hilang.
Pada 10 Agustus 2024, penjahat Zionis menyerang sekolah Al-Tabi’in, tempat para pengungsi berlindung, dengan bom pembakar yang membakar lebih dari 100 pengungsi dengan suhu 7.000 derajat.
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga Juni 2024, Israel telah menyerang 464 pusat perawatan kesehatan, membunuh 727 petugas kesehatan, melukai 933 petugas kesehatan, serta merusak atau menghancurkan 113 ambulans.
Sejak dimulainya perang Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023, Pasukan rezim terkutuk Israel telah melakukan banyak serangan udara terhadap lebih dari 200 pusat pendidikan, termasuk universitas, di Jalur Gaza. Hingga akhir Maret 2024, PBB telah mencatat lebih dari 200 serangan Israel terhadap sekolah-sekolah di Gaza, dengan setidaknya 53 sekolah hancur total.
Hingga Juli 2024, seluruh 19 universitas di Gaza mengalami kerusakan serius dengan 80 persen bangunan universitas hancur, 103 dosen universitas tewas, dan 90.000 mahasiswa yang terdaftar di pendidikan tinggi tidak dapat melanjutkan studi mereka.
Kejahatan-kejahatan ini, yang hanya mencerminkan sebagian kecil dari pembantaian oleh rezim perampas selama beberapa bulan terakhir, tidak boleh dibiarkan tanpa hukuman. Kami memohon kepada semua orang yang masih memiliki hati nurani untuk memberikan informasi apapun tentang nama, gelar, alamat, riwayat, dan informasi lainnya mengenai para pilot, komandan, dan pelaku kejahatan-kejahatan ini kepada publik.
Dengan usaha kecil ini kami berharap agar hati nurani umat manusia yang sadar dapat lebih mengenal binatang-binatang buas ini dan kita semua menemukan jalan untuk menghukum para penjahat ini di masa depan.