ICC Jakarta – Malas termasuk dari sifat-sifat buruk dan tercela, di mana tidak terbatas pada kelompok usia tertentu, namun sifat malas bagi remaja sangat merugikan. Sebab, di masa itu mereka dalam usia pertumbuhan dan perkembangan yang sangat menentukan masa depan. Malas merupakan penyakit berbahaya bagi kehidupan manusia terutama bagi generasi muda. Sifat buruk ini akan menghancurkan karakter manusia dan membuat layu bunga-bunga segar kehidupannya, bahkan akan menyebabkan manusia tertinggal di jalan kehidupannya itu.
Malas bagaikan sebuah mata rantai yang sambung menyambung dan mengikat kaki dan tangan manusia. Jika seseorang malas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, maka dalam waktu yang tidak lama, ia tidak akan memiliki semangat lagi untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaannya yang lain. Jika kondisi tersebut berlanjut dalam dirinya, ia akan berubah menjadi orang yang tak berguna dalam keluarga dan masyarakat.
Tentunya kita akan berusaha untuk menjauhkan diri dari rasa malas. Bagaimana caranya? Langkah-langkah praktis apa saja yang harus dilalui dan dijalani sehingga kita akan terhindar dari rasa malas ini?
Langkah pertama untuk memerangi malas adalah memiliki pandangan yang benar tentang manusia, dunia dan Tuhan. Yaitu, mengenai mengapa manusia diciptakan dan bagaimana ia dapat mencapai kebahagiaan? Tentang apa sebenarnya peran dan pengaruh perbuatan dan perilaku setiap manusia dalam kehidupan dunia dan akhiratnya? Pemahaman tentang masalah-masalah tersebut dan iman kepada Tuhan akan mendorong seseorang untuk selalu berusaha dan bersemangat mengerjakan tugas dan kewajibannya.
Langkah berikutnya adalah menguatkan keinginan. Imam Ali as berkata, “Pergilah kalian untuk memerangi malas dengan tekad dan keinginan.” Ada banyak jalan untuk memperkuat keinginan. Salah satunya adalah bergaul dengan orang-orang yang memiliki keinginan dan semangat kuat serta rajin bekerja. Bergaul dengan mereka memiliki banyak pengaruh bagi manusia untuk menjauhkan diri dari kebiasaan buruk dan malas.
Memperhatikan kecenderungan-kecenderungan diri secara berlebihan akan melemahkan keinginan. Oleh sebab itu, mengontrol hawa nafsu dan naluri dapat menguatkan keinginan manusia. Hal lain yang dapat memperkuat keinginan manusia adalah memiliki tujuan hidup dan mempunyai pemikiran kepada tujuan-tujuan yang tinggi, namun hal ini jangan sampai disalahpahami sebagai idealisme ekstrim, tetapi dimaksudkan bahwa penentuan tujuan harus logis.
Dalam Islam, sifat malas dicela, namun keinginan dan kemauan tinggi dipuji dalam agama Samawi tersebut. Jika seseorang ingin terbebas dari malas, ia harus memiliki semangat kuat dan tekad baja. Orang-orang yang memiliki keinginan kuat akan mampu menjauhkan rasa malas dari dalam dirinya dan mereka akan mampu melewati berbagai rintangan dan mengambil langkah konstruktif untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan individu dan sosial.
Orang yang bersemangat adalah orang yang melaksanakan pekerjaannya dengan mudah dan cepat dan tidak menunda-nunda pekerjaan hari ini untuk dilaksanakan besok. Semangat, pengetahuan dan perbuatan orang yang memiliki semangat kuat akan selalu selaras, bakan ia akan melakukan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Imam Ali as berkata, “Mereka yang berada di jalan hidayah akan selalu bersemangat (berbahagia).”
Orang-orang Mukmin yang meyakini Tuhan dan Maad, dan memahami bahwa ada tujuan dalam penciptaan alam semesta ini, mereka akan selalu mengerahkan segenap kemampuannya di jalan penghambaan dan menghindari perbuatan yang tidak berguna serta menjauhi malas dalam melaksanakan perbuatan-perbuatan baik. []