Dalam sebuah khotbah yang diambil dari ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, pesan-pesan tentang tanggung jawab menjadi bagian penting dalam pemahaman keislaman. Dalam setiap ucapan, terdapat seruan untuk bertanggung jawab dengan niat yang tulus dan hati yang bersih dalam menjalankan perintah Allah, khususnya dalam bulan suci Ramadhan.
Rasulullah mengajarkan bahwa tanggung jawab berasal dari kewajiban. Tanpa kewajiban, tidak ada tanggung jawab yang nyata. Bahkan, tanggung jawab juga bersifat alami, seperti yang dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Namun, tanggung jawab manusia jauh lebih kompleks, didasarkan pada kesadaran, pengetahuan, dan iman kepada Allah.
Penciptaan manusia memiliki tujuan yang jelas: ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meskipun demikian, realitas menunjukkan bahwa sebagian manusia mungkin menyimpang dari tujuan ini, menjadi musyrik dan menyembah selain Allah. Inilah yang menegaskan pentingnya tanggung jawab manusia terhadap perintah Allah.
Allah memerintahkan manusia untuk beribadah kepada-Nya, memberikan perintah yang mengarahkan manusia menuju kesempurnaan. Dengan menjalankan perintah Allah, manusia mendekatkan diri kepada-Nya. Namun, perintah Allah juga membutuhkan usaha manusia. Manusia memiliki pilihan untuk mentaati atau melanggar perintah tersebut.
Tanggung jawab manusia memiliki syarat-syarat tertentu, antara lain akal, kemampuan, dan usia baligh. Akal memberi manusia kesadaran akan tanggung jawabnya, sementara kemampuan menentukan sejauh mana tanggung jawab itu dapat dilaksanakan. Usia baligh menjadi titik penting dalam menanggung tanggung jawab ibadah, seperti berpuasa.
Puasa, sebagai salah satu ibadah yang diwajibkan Allah, tidak hanya melatih kesabaran dan kejujuran, tetapi juga meneguhkan tanggung jawab kepada Allah dan kepada diri sendiri. Dalam melaksanakan puasa, manusia melatih dirinya untuk menguatkan kemauan, menjaga kesetiaan, dan memiliki empati kepada sesama.
Tanggung jawab tidak pernah lepas dari manusia. Baik dalam keseharian maupun dalam ibadah, manusia senantiasa memikul tanggung jawab. Dengan memahami dan melaksanakan tanggung jawab ini, manusia akan menemukan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Semoga bulan suci Ramadhan menjadi ajang pembuktian atas ketaatan dan tanggung jawab kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga setiap amal baik yang kita lakukan membawa kita kepada pengampunan-Nya. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Dirangkum dari Hikmah Gebyar Ramadan Ustad Muhammad Ilyas Hari ke 17