ICC Jakarta – Pada akhirnya media-media Israel minggu ini mengabarkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara implisit mengonfirmasi keterlibatan Israel dalam teror ilmuwan nuklir Iran, Dr. Mohsen Fakhrizadeh. Netanyahu mengatakan, minggu ini saya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa saya katakan, tapi kawasan sudah masuk fase yang penuh ketegangan. Fakhrizadeh adalah satu-satunya ilmuwan Iran yang disebut terang-terangan oleh Netanyahu dalam sebuah acara.
Teror yang merupakan salah satu bentuk pembunuhan dengan tujuan politik atau keyakinan, adalah nama yang kerap didengar oleh Republik Islam Iran. Iran dengan lebih dari 17.000 korban teror adalah bukti hidup dari aksi mengerikan di balik layar para pengklaim pembela hak asasi manusia sejak awal kemenangan Revolusi Islam Iran sampai sekarang.
Oleh karena itu, Iran selama bertahun-tahun pasca revolusi, yaitu sekira 40 tahun lalu, menjadi salah satu negara terbesar korban terorisme, dengan kata lain, korban terorisme terbesar di dunia. Teror ilmuwan nuklir Iran, merupakan salah satu cara baru aksi kubu arogan dunia di Iran.
Rangkaian teror ini pertama kali dilakukan terhadap Dr. Masoud Alimohammadi, dosen fisika terkemuka Iran oleh Majid Jamali Fashi, yang berafiliasi ke dinas intelijen Israel, Mossad, pada 12 Januari 2010 di Jalan Gheytarieh, dekat Tehran, tepat di depan rumahnya.
Disusul dua tahun kemudian dengan teror Dr. Majid Shahriari, dan Fereydoun Abbasi, pada 29 November 2010, dan dilanjutkan dengan teror Mostafa Ahmadi Roushan, pada 11 Januari 2012. Saat ini aksi teror terhadap ilmuwan masih terus berlangsung, dan yang terbaru adalah teror sadis para pengklaim pembela HAM terhadap Dr. Mohsen Fakhrizadeh.
Tidak diragukan bahwa salah satu tujuan teror terhadap ilmuwan besar Iran ini adalah upaya membendung kemajuan ilmu pengetahuan di negara ini, namun bisa dipastikan mereka tidak akan berhasil meraih tujuannya. Pasalnya, ilmu pengetahuan mustahil untuk dihapus, dan para ilmuwan selama bertahun-tahun bekerja keras, dan menyimpan serta mewariskan hasil kerjanya kepada murid-murid mereka.
Sumber: Parstoday