ICC Jakarta – Di sebuah malam jum’at 20 Jumadil Akhir, tiba-tiba terdengarlah suara yang sangat menggembirakan. Kelahiran anak perempuan yang dilimpahi berkah, Dia adalah puteri bungsu Rasulullah SAW. Betapa bahagianya hati Nabi Allah. Beliau sangat bersuka cita dan gembira dengan kelahiran buah hati. Beliau mengangkat kedua tangannya ke langit dan memanjatkan doa yang disertai tetesan airmata kebahagiaan seorang ayah. Selepas sujud, dengan spontan beliau menatap ke arah orang-orang yang berada disekelilingnya dan berkata: “Anakku ini bernama Fathimah.”
“Pada waktu kelahiran Fathimah a.s, aku meminta bantuan wanita-wanita Qurays tetanggaku, untuk menolong. Namun mereka menolak mentah-mentah sambil mengatakan bahwa aku telah menghianati mereka dengan mendukung Muhammad. Sejenak aku bingung dan terkejut luar biasa ketika melihat empat orang tinggi besar yang tak kukenal, dengan lingkaran cahaya disekitar mereka mendekati aku. Ketika mereka mendapati aku dalam kecemasan salah seorang dri mereka menyapaku: “Wahai Khadijah! Aku adalah Sarah, ibunda Ishhaq dan tiga orang yang menyapaku adalah Maryam, Ibunda Isa, Asiah, Putri Muzahim, dan Ummu Kultsum, Saudara perempuan Musa. Kami semua diperintah oleh Allah untuk mengajarkan ilmu keperawatan kami jika anda bersedia”. Sambil mengatakan hal tersebut, mereka semua duduk di sekelilingku dan memberikan pelayanan kebidanan sampai putriku Fathimah a.s lahir.”
Rasulullah SAW bersabda :
“Fatimah adalah daripadaku dan barang siapa yang membuat dia marah, akan membuat aku marah.“[Al-Bukhari, Jilid V, hadith 111]
Sayyidah Fathimah az-Zahra termasuk dalam Ahlul Bayt Rasulullah SAW sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat al-Tathir dalam surah al-Ahzab: 33.
“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan kalian daripada kekotoran (rijsa) ,wahai Ahlul Bayt dan menyucikan kamu sebersih-bersihnya.”