ICC Jakarta – Anggota parlemen anti-Islam Belanda, Geert Wilders, telah membatalkan sebuah kontes kartun Nabi Muhammad. Kontes tersebut dibatalkan karena adanya ancaman pembunuhan dan protes besar-besaran di Pakistan, sebagaimana dilaporkan oleh The Guardian.
“Untuk menghindari risiko korban kekerasan Islam, saya telah memutuskan untuk tidak membiarkan kontes kartun berlangsung,” kata politisi oposisi sayap kanan dalam sebuah pernyataan tertulis pada Kamis (30/8) malam.
Wilders, yang selama bertahun-tahun telah hidup di bawah perlindungan sepanjang waktu karena ancaman kematian yang dipicu oleh retorika anti-Islamnya yang keras, mengatakan dia tidak ingin orang lain terancam karena kontes yang tadinya dia rencanakan akan dihelat bulan November.
Berita tentang kontes itu memicu protes kemarahan di Pakistan. Selain itu terdapat dugaan ancaman kematian terhadap Wilders dari seorang pria berusia 26 tahun, dilaporkan dia adalah orang Pakistan, yang telah ditangkap di Den Haag.
“Ini bukan hanya tentang saya,” kata Wilders dalam pernyataannya. Orang yang menentang “melihat bukan hanya saya, tetapi seluruh Belanda sebagai target.”
Kontes itu tadinya akan diselenggarakan dengan penjagaan yang ketat di kantor Partai Kebebasan yang dipimpin oleh Wilders di gedung parlemen Belanda.
Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte mempertanyakan motif Wilders. “Tujuannya bukan untuk berdebat tentang Islam,” katanya. “Tujuannya adalah untuk menjadi provokatif.”
Namun, Rutte menambahkan, bahwa orang-orang di Belanda memiliki hak kebebasan berbicara yang luas dan pemerintah tidak berniat untuk membatalkan kontes tersebut.
Sebelum adanya berita tentang pembatalan kontes, ribuan orang telah berangkat berjalan menuju ibukota Pakistan, Islamabad, sebagai bentuk protes.
Sekitar 10.000 pendukung kelompok agama ekstrem kanan, Tehreek-e-Labbaik, berangkat dalam pawai, menyerukan kepada Imran Khan, PM Pakistan, untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda. [Islam Indonesia]