ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Boikot Produk Israel: Analisis Filosofis, Ekonomi, dan Sosial pada Kasus Kurma

by admin
March 17, 2025
in Opini
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Boikot produk Israel, khususnya kurma, bukan sekadar tindakan ekonomi tetapi juga gerakan moral yang berakar pada perlawanan terhadap pendudukan ilegal Israel di Palestina. Gerakan ini berangkat dari realitas pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis, seperti pembangunan permukiman ilegal, perampasan lahan, dan diskriminasi terhadap warga Palestina.

Tulisan ini mengkaji filosofi boikot sebagai bentuk perlawanan nonkekerasan, dampaknya terhadap ekonomi Israel, serta berbagai kontroversi dan solusi alternatif yang ditawarkan dalam konteks perdagangan kurma global.

 

Konteks Historis dan Politik Pendudukan Israel di Palestina

Sejak 1967, Israel telah menduduki wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza. Pembangunan permukiman Yahudi di wilayah ini melanggar hukum internasional, termasuk Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2334 (2016), yang menegaskan bahwa permukiman tersebut ilegal dan menjadi penghambat perdamaian. Saat ini, lebih dari 700.000 pemukim Yahudi tinggal di 150 permukiman ilegal di Tepi Barat (Amnesty International, 2022).

 

Lahirnya Gerakan BDS

Gerakan Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) diluncurkan pada 2005 oleh lebih dari 170 organisasi masyarakat sipil Palestina. Gerakan ini meniru keberhasilan boikot terhadap apartheid di Afrika Selatan dengan tiga tuntutan utama:

  1. Mengakhiri pendudukan Israel di seluruh wilayah Palestina.
  2. Mengakui hak yang setara bagi warga Palestina di Israel.
  3. Menghormati hak pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah mereka (BDS Movement, 2023).

 

Kurma Israel: Simbol Eksploitasi Ekonomi

Israel adalah pengekspor kurma terbesar kedua di dunia setelah Tunisia, dengan sekitar 60% produksinya berasal dari Lembah Yordania di Tepi Barat (Who Profits, 2023). Perusahaan seperti Hadiklaim dan Mehadrin menguasai sekitar 70% pasar kurma global, meskipun perkebunan mereka berada di permukiman ilegal seperti Kalia dan Tomer (Al-Haq, 2021).

Para pekerja Palestina di perkebunan kurma Israel menerima upah 40% lebih rendah daripada pekerja Israel dan bekerja tanpa perlindungan sosial atau jaminan kesehatan. Mereka juga harus mendapatkan izin khusus dari militer Israel, yang membatasi mobilitas dan hak berserikat mereka (Human Rights Watch, 2022).

Israel menggunakan strategi greenwashing dengan memasarkan kurma sebagai “produk perdamaian” melalui kampanye seperti “Dates from the Land of Milk and Honey.” Namun, narasi ini menutupi fakta bahwa kurma tersebut diproduksi di tanah Palestina yang dirampas (Electronic Intifada, 2020).

 

Filosofi Boikot: Antara Etika dan Perlawanan

Boikot berakar pada prinsip “no complicity in oppression” (tidak bersekongkol dalam penindasan). Filsuf Judith Butler berargumen bahwa konsumen memiliki tanggung jawab etis untuk memutus rantai pasokan yang mendukung pelanggaran hak asasi manusia (Butler, 2012).

Sebagai bentuk perlawanan tanpa kekerasan, boikot sejalan dengan prinsip ahimsa (tanpa kekerasan) yang dipopulerkan Mahatma Gandhi. Gerakan ini bertujuan untuk memberikan tekanan ekonomi dan politik tanpa menimbulkan pertumpahan darah (Barghouti, 2011).

Gerakan boikot kurma Israel mendapat dukungan dari berbagai komunitas di seluruh dunia, termasuk kelompok progresif di Barat, serikat buruh, dan komunitas Muslim. Di Indonesia dan Malaysia, boikot kurma Israel menjadi bagian dari solidaritas keagamaan dan kemanusiaan terhadap Palestina (Islamic Human Rights Commission, 2023).

 

Dampak Ekonomi Boikot Kurma Israel

Pada 2021, ekspor kurma Israel ke Uni Eropa turun 15% setelah kampanye “Check the Label,” yang mengimbau konsumen untuk menghindari produk dari permukiman ilegal (BDS Movement, 2022). Di Turki, impor kurma Israel anjlok hingga 90% setelah pemerintah melarang produk dari wilayah pendudukan (Middle East Eye, 2023).

Sebagai alternatif, kurma Palestina seperti Za’atar dan Canaan Fair Trade mengalami peningkatan ekspor hingga 25% per tahun. Kurma Palestina dipasarkan dengan sertifikasi Fairtrade dan membawa narasi “dari tanah yang dijajah” (Fair Trade Palestine, 2023).

Beberapa kritikus, termasuk Sari Nusseibeh (mantan Rektor Universitas Al-Quds), menilai bahwa boikot dapat berdampak negatif terhadap pekerja Palestina yang bergantung pada industri permukiman. Namun, survei dari Palestinian Central Bureau of Statistics (2023) menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% tenaga kerja Palestina yang bekerja di permukiman Israel, sehingga dampaknya terbatas.

 

Tuduhan Antisemitisme

Gerakan BDS sering dituduh antisemit oleh Israel dan kelompok pro-Zionis. Namun, BDS menegaskan bahwa mereka menentang kebijakan Israel, bukan identitas Yahudi. Noam Chomsky, seorang filsuf Yahudi-Amerika, mendukung BDS sebagai bentuk perlawanan sah terhadap apartheid (Chomsky, 2015).

Beberapa negara seperti Jerman dan Amerika Serikat menganggap BDS sebagai gerakan antisemit, sementara Uni Eropa mewajibkan label khusus untuk produk dari permukiman ilegal. Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa No. 83/2023 yang mengharamkan produk dari permukiman ilegal Israel (MUI, 2023).

 

Rekomendasi dan Solusi

Edukasi konsumen: Kampanye kesadaran melalui media sosial untuk membantu konsumen mengenali produk yang terkait dengan pendudukan ilegal.

Dukungan terhadap produk Palestina: Pemerintah negara-negara Muslim dapat mempermudah impor kurma Palestina sebagai alternatif.

Advokasi kebijakan: Mendesak PBB untuk memberlakukan sanksi ekonomi terhadap perusahaan yang beroperasi di permukiman ilegal.

 

Penutup

Boikot kurma Israel merupakan perpaduan antara resistensi politik, etika konsumen, dan solidaritas kemanusiaan. Meskipun gerakan ini menghadapi tantangan besar, keberhasilannya telah memaksa dunia internasional untuk mempertanyakan legitimasi pendudukan Israel. Keberlanjutan gerakan ini bergantung pada kesadaran global, kebijakan pemerintah, dan konsistensi gerakan akar rumput dalam menolak ekonomi apartheid.

 

Oleh: Abdul Ali

Tulisan dan ilustrasi gambar sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis

admin

admin

Related Posts

Dunia Islam

Racun Peradaban

March 2, 2023

Entah sejak bila tidak diketahui persis, kapan beberapa aktivis perdamaian dan HAM serta peneliti sejarah di Indonesia mulai akrab—dan kemudian...

Opini

ZION

April 23, 2022

Tak pernah ada seorangpun menyangka bahwa Zion suatu saat akan menjadi sebuah kata yang disesaki dengan beban angkara. Naskah-naskah kuno...

Ahlulbait

Duka Cita yang Mendalam atas Wafatnya Ayatullah Muhammad Ray Syahri

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartaMenyampaikanDuka Cita yang Mendalam atas Wafatnya Ayatullah Muhammad Ray Syahri22 Maret 2022 Semoga Allah Swt menempatkan...

Kegiatan ICC Jakarta

UNTUK DUNIA BEBAS IMPERIALIS MELIHAT IRAN SETELAH 43 TAHUN REVOLUSI ISLAM

February 10, 2022

🔴 Ikutilah Webinar UNTUK DUNIA BEBAS IMPERIALIS;MELIHAT IRAN 🇮🇷 SETELAH 43 TAHUN REVOLUSI ISLAM Bersama Keynote Speaker:✅ Dr. Hossein MottaghiDirektur...

Islam Mancanegara

Makam Syahid Soleimani Penuh Peziarah

January 3, 2022

Makam "Sardar Delha" yang terletak di pemakaman Shuhada (Golzar-e Shohada) Kerman ini padat oleh peziarah.

BOLEHKAH KITA MERAYAKAN TAHUN BARU?
Khutbah Jumat

BOLEHKAH KITA MERAYAKAN TAHUN BARU?

December 31, 2021

Berdasarkan penanggalan, besok adalah tahun baru. Tahun 2022. Ada pertanyaan, "Apakah kita boleh menyelenggarakan pesta atau acara bersenang-senang untuk merayakan...

Next Post
Kunjungan Komunitas Generasi Literat ke ICC Jakarta: Mengenal Lebih Dekat Syi’ah

Kunjungan Komunitas Generasi Literat ke ICC Jakarta: Mengenal Lebih Dekat Syi’ah

Yaman Bangkit: Serangan Balasan Mengguncang Armada AS di Laut Merah

Yaman Bangkit: Serangan Balasan Mengguncang Armada AS di Laut Merah

Dari Kejahatan Perang hingga 87.000 Amputasi: 5 Pengakuan Penting Israel

Dari Kejahatan Perang hingga 87.000 Amputasi: 5 Pengakuan Penting Israel

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist