Jenderal Israel Akui Kegagalan Mengalahkan Hamas
Seorang pensiunan jenderal Israel mengakui bahwa militer rezim Zionis tidak mampu mengalahkan Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas.
Isaac Brick, yang mengakui ketidakmampuan tentara Israel menghadapi Hamas, memperingatkan bahwa setiap putaran perang baru dapat membahayakan nyawa sandera dan meningkatkan jumlah korban di pihak militer Israel. Menurut Pars Today, mengutip laporan IRNA pada hari Jumat, mantan pejabat militer Israel ini menambahkan: “Kejutan terbesar adalah bahwa kepemimpinan militer yang baru terjebak dalam permainan Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, dan Yoav Gallant, Menteri Perang.”
Rezim Zionis Mengaku Gunakan Warga Palestina sebagai Perisai Manusia
Pengakuan Israel atas kegagalannya melawan perlawanan Palestina hanyalah satu sisi dari cerita, sementara sisi lainnya adalah pengakuan rezim tersebut atas penggunaan warga Palestina sebagai perisai manusia.
Menurut Mehr News Agency, surat kabar Zionis Haaretz melaporkan pekan lalu bahwa, di bawah tekanan internasional, polisi rezim Israel telah meluncurkan penyelidikan terkait penggunaan warga sipil Gaza sebagai perisai manusia oleh pasukan pendudukan.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa penyelidikan oleh Palang Merah Internasional mengonfirmasi kesyahidan sembilan warga Palestina dari Gaza yang digunakan sebagai perisai manusia oleh tentara Zionis. Investigasi juga mengungkap bahwa ketika seorang warga Palestina menolak perintah seorang tentara Israel untuk memasuki sebuah bangunan yang dicurigai telah dipasangi jebakan, ia ditembak di pinggang oleh tentara Zionis dan mengalami luka serius.
Pengakuan atas Kebuntuan Ancaman Washington dan Tel Aviv terhadap Hamas
Sebuah media Zionis melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu gagal melaksanakan ancaman mereka terhadap Hamas.
Jaringan i24 milik rezim Zionis melaporkan: “Presiden AS mengancam Hamas dengan membuka gerbang neraka bagi Gaza, dan Israel juga mengancam kelompok tersebut dengan memulai kembali perang di wilayah itu. Namun, pada akhirnya, AS malah mengirim perwakilan untuk bernegosiasi dengan Hamas, membuktikan bahwa Trump dan Netanyahu tidak mampu menjalankan ancaman mereka.”
Pengakuan atas Kekalahan Brigade Golani Zionis di Nahal Oz oleh Pasukan Sinwar
Amir Bohbot, analis militer untuk situs Walla, baru-baru ini menyatakan: “Gambaran kelam pangkalan militer Nahal Oz menunjukkan bahwa sejumlah besar pasukan—sekitar 90 tentara, sebagian besar dari Brigade Golani—tidak memiliki kesiapan pertahanan yang memadai dan dikalahkan hanya dalam waktu sekitar 15 menit.”
Bohbot menambahkan bahwa pasukan Hamas berhasil meraih kemenangan telak dalam pertempuran ini.
Hasil penyelidikan militer menunjukkan bahwa tentara Israel gagal mempertahankan pangkalan Nahal Oz selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023. Kegagalan ini menyebabkan tewasnya puluhan tentara Zionis serta penangkapan beberapa lainnya, termasuk sejumlah pemukim.
Pengakuan atas Cedera dan Amputasi 87.000 Tentara Israel
Untuk pertama kalinya sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, Kementerian Perang Israel mengakui bahwa 87.000 tentaranya telah terluka dalam pertempuran melawan perlawanan Palestina.
Laporan tersebut menyoroti jumlah cedera dan amputasi di antara pasukan cadangan yang dipanggil untuk membantu tentara dalam perang terakhir. Disebutkan juga bahwa setengah dari tentara Israel yang terluka dan mengalami amputasi berusia di bawah 30 tahun.
Sumber berita: parstoday.ir
Sumber gambar: www.middleeastmonitor.com