ICC Jakarta – Alkisah, ada seorang anak yang setiap hari biasanya rajin ke masjid, namun suatu ketika berkata kepada ayahnya, “Yah, mulai hari ini saya tidak mau ke masjid lagi!”
“Lho, memangnya kenapa?” tanya sang ayah, heran.
“Ya, karena di masjid saya menemukan orang-orang yang sepintas tampak agamis tapi ternyata tidak. Ada di antara mereka yang hanya sibuk dengan gadgetnya, sementara yang lain malah mengghibah, membicarakan keburukan orang lain.”
Sang ayah pun berpikir sejenak lalu berkata, “Baiklah kalau begitu, tapi sebelumnya ada satu syarat yang harus kamu lakukan. Setelah itu terserah kamu, masih mau rajin ke masjid atau tidak.”
“Apa itu?” tanya si anak.
“Ambillah air satu gelas penuh, lalu bawa keliling masjid. Ingat, jangan sampai ada air yang tumpah!”
Menuruti pesan sang ayah, si anak pun membawa segelas air berkeliling masjid dengan sangat hati-hati, hingga tak ada setetes air pun yang tumpah.
Sepulang si anak ke rumah, sang ayah bertanya, “Bagaimana, sudah kamu bawa air itu keliling masjid?”
“Sudah, Yah.”
“Apakah ada yang tumpah?”
“Alhamdulillah, tidak.”
“Apakah di masjid tadi masih ada orang yang sibuk dengan gadgetnya?”
“Wah, saya tidak tahu karena pandangan saya hanya tertuju pada gelas ini,” jawab si anak.
“Apakah di masjid tadi masih ada orang-orang yang membicarakan kejelekan orang lain?” tanya sang ayah lagi.
“Wah, saya tidak dengar karena saya hanya fokuskan konsentrasi saya untuk menjaga air dalam gelas ini agar tak tumpah, seperti pesan Ayah.”
Sang ayah pun tersenyum lalu berkata, “Maka begitu jugalah hidup itu, Anakku. Jika kamu fokus pada tujuan hidupmu, kamu tidak akan punya waktu untuk menilai kejelekan orang lain. Jangan sampai kesibukanmu menilai kualitas orang lain membuatmu lupa introspeksi diri hingga abai terhadap kualitas dirimu sendiri.”[]