Sebagai manusia biasa kita tidak akan mampu mengenal sosok Imam Ali as secara sempurna karena, hanya sebagian kecil saja yang dapat kita kenali dan ketahui, karena yang dapat mengenal maksum secara sempuna hanya seorang maksum juga, seperti kaidah yang menyatakan,
لا يعرف المعصوم إلا المعصوم
“Tidak ada yang dapat mengenal maksum kecuali orang yang maksum.”
Keagungan dan keutamaan Imam Ali bin Abi Thalib diakui kawan maupun lawan, bahkan para tokoh non muslim pun banyak yang mengaguminya, seperti George Sam’an Jordac lebih dikenal dengan George Jordac adalah seorang penulis dan penyair Kristiani berkebangsaan Lebanon. Ia terkenal lewat buku yang ditulisnya, Imam Ali, Suara Keadilan Kemanusiaan.
Imam Ali bin Abi Thalib datang ke dunia dan pergi dari dunia itu di rumah Tuhan, lahir di rumah Allah SWT, Ka’bah dan syahid di mihrab. Menjelang kelahirannya, ibunda beliau, Fathimh binti Asad pergi ke Ka’bah dan tembok Ka’bah terbelah setelah Fathimah binti Asad berdoa setelah merasakan kontraksi akan melahirkan. Imam Ali as adalah satu-satunya manusia yang lahir di rumah Allah SWT, Ka’bah, beliau putra Ka’bah yang telah dipersiapkan Allah SWT untuk menjadi pengganti Nabi-Nya. Allah SWT mempersilahkan Fathimah binti Asad untuk melahirkan di rumah-Nya yang suci, dan membiarkan tingal di dalam Ka’bah selama tiga hari.
Coba berpikir pakai logika? Bagaimana seorang perempuan setelah lelah melahirkan tinggal selama tiga hari tanpa ada yang memberi makan dan minum? Allah SWT yang memberikan hidangan dari surga selama Fathimah binti Asad tinggal di dalam Ka’bah setelah melahirkan Imam Ali as. Dari proses kelahiran dan tempat lahirnya saja Imam Ali as telah dipenuhi keajaiban.
Imam Ali as diasuh dan dididik oleh Nabi Muhammad Saw sejak usia kecil, falsafah dibalik itu adalah Allah menitipkan pengasuhan dan pendidikan seorang calon imam itu kepada seorang Nabi. Dalam menggambarkan masa kecilnya bersama Rasulullah Saw, Imam Ali as berkata,
لقد کنت اتبعه اتباع الفصیل اثر امه، یرفع لی فی کل یوم من اخلاقه علما و یامرنی بالاقتداء به
“Aku seperti anak yang selalu bersama seorang ibu, aku selalu bersama Rasulullah Saw dan senantiasa mengikutinya, setiap hari beliau senantiasa menunjukkan akhlak terpuji dan aku diperintahkan untuk meneladaninya…” (Nahjul Balaghah, Khutbah:192)
Di antara keutamaan Imam Ali as adalah orang yang pertama masuk Islam dan beriman kepada Rasulullah Saw, serta orang yang pertama kali shalat bersama Rasulullah Saw,
اوّلُ مَن صلّی مَعی علیٌّ.
Rasulullah Saw, “Orang yang pertama shalat denganku adalah Ali.” (Kanzul Ummal, Jil.11, hal. 616)
Tidak ada yang meragukan keberanian Imam Ali as, sehingga beliau digelari ‘haidar’ dan ‘asadullah’. Beliau adalah orang senantiasa tampil terdepat dalam setiap peperangan, bahkan dalam perang tanding satu lawan satu beliaulah yang maju. Para jagoan Arab banyak yang telah dikalahkan olehnya. Terkait keberanian dan pedang Imam Ali as Rasulullah Saw bersabda,
لا سیف إلاّ ذو الفقار*و لا فتى إلاّ علی
Yang Riwayat tersebut Malaikat Jibril sampaikan pada saat perang Uhud, di saat banyak dari tantara kaum muslimin yang lari meinggalkan medan perang, sementara Imam Ali as bersama beberapa lainnya tengah melindungi Nabi Muhammad dari serangan musuh.
Imam Ali as adalah orang yang paling berilmu setelah Rasulullah Saw.
اَنا مدینةُ العِلم و علیٌّ بابُها فَمَن اَرادَ المَدینَةَ فَلْیَأْتِها مِن بابِها.
Rasulullah Saw, “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya, barangsiapa yang ingin mendatanginya, maka datangilah lewat pintunya.” (Mutadrak Hakim Naisabui, jil.3, hal.126)
Imam Ali as menjadi rujukan para sahabat dan kaum muslimin dalam menanyakan berbagai hal. Itulah Sebagian keutamaan Imam Ali as. (Euis Daryati)