ICC Jakarta – Hari ini Republik Islam Iran tengah merayakan hari kemenangannya yang ke 38. Revolusi Islam Iran merupakan sebuah kebangkitan yang bersumber dari rakyat untuk menentang pemerintahan despotik dan zalim Mohammad Reza Pahlevi yang menjadi boneka Barat. Revolusi ini mampu mengakhiri sistem monarki yang telah berkuasa di Iran lebih dari 2500 tahun dan untuk pertama kalinya sebuah pemerintahan Republik terbentuk di Iran. Pemerintahan Republik memandang penting posisi tinggi rakyat dan menjamin kebebasan bagi seluruh warga.
Islam dan wacana Revolusi Islam berbeda dengan aliran ideologi dan filsafat lain seperti liberalisme dan sosialisme. Islam dan Revolusi Islam Iran menilai kebebasan sebagai anugerah Ilahi bagi pertumbuhan dan kesempurnaan manusiawi. Oleh karena itu, di samping dimensi kebebasan lainnya, ada dimensi lain yang diusung oleh Islam dan Revolusi Islam. Dimensi tersebut adalah kebebasan spiritual sebagai faktor pembebas jiwa dan batin manusia dari penjara ketamakan, syahwat dan kemarahan.
Di sistem pemerintahan Islam pertumbuhan dan kesempurnaan manusia dengan memanfaatkan kebebasan senantiasa menjadi perhatian. Namun kebebasan tidak terbatas pada kehidupan sosial, tapi sebuah anugerah Ilahi yang dibutuhkan manusia untuk mencapai kebahagiaan ukhrawi. Di sisi lain, pemanfaatan kebebasan ini juga memiliki konsekuensi dan tanggung jawab. Menurut perspektif ini, manusia berhak menggunakan nikmat kebebasan, namun mereka juga bertanggung jawab terhadap dirinya, Tuhan, manusia lain, masyarakat serta generasi mendatang.
Salah satu prinsip wacana Revolusi Islam adalah kebebasan tidak dapat dipisahkan dari independensi. Prinsip ini terbentuk berdasarkan pengalaman bersejarah di mana jika independensi serta integritas wilayah sebuah negara terancam serta terbuka peluang hegemoni asing terhadap politik, ekonomi, sosial serta budaya sebuah masyarakat, pastinya kebebasan akan musnah melalui represi asing serta munculnya pemerintahan boneka.
Represi asing dan munculnya pemerintahan boneka tentu merusak kebebasan sebuah bangsa, dan sebaliknya sebuah pemerintah mampu melawan kekuatan dan pengaruh asing ketika memiliki basis masyarakat yang kokoh. Sementara itu, basis kokoh masyarakat sendiri tidak dapat diraih kecuali berbagai elemen masyarakat memiliki peluang memanfaatkan kebebasan dan pada akhirnya mereka akan memiliki kepercayaan nasional.
Di wacana Revolusi Islam ada keseimbangan antara keamanan dan kebebasan. Kajian sejarah menunjukkan bahwa banyak kasus sebuah pemerintah membatasi kebebasan rakyat dengan dalih menjaga keamanan atau sebagian kubu oposisi memanfaatkan kebebasan untuk mengancam keamanan nasional. Namun di sistem Republik Islam, pemerintah tidak dibenarkan membatasi kebebasan warga dengan dalih menjaga negara atau keamanan. Bahkan di kondisi krisis dan darurat, pembatasan kebebasan sementara hanya dapat dilakukan setelah mendapat restu anggota parlemen.
Contohnya adalah jika kita mengakui hak kebebasan memilih dan dipilih sebagai salah satu bentuk kebebasan politik yang termanifestasi, maka kita dapat menyaksikan di fase paling sensitif di Iran yakni selama perang delapan tahun yang dipaksakan, pemilu di negara ini tidak diliburkan dan hak warga untuk memilih atau dipilih tidak dibatasi.
Undang-undang dasar Republik Islam Iran yang terinspirasi dari wacana Revolusi Islam, menjamin kebebasan di seluruh dimensinya. Konstitusi ini mengakui kebebasan ideologi dan keyakinan serta secara transparan menyebutkan “Inspeksi dan investigasi keyakinan dilarang, dan seseorang tidak dapat diserang atau disakiti hanya karena sebuah keyakinan”. Salah satu manifestasi kebebasan keyakinan dan beragama di Iran adalah kebebasan para pemeluk agama tauhid melaksanakan ritual keagamaan dan sosial mereka.
Meski Islam sebagai agama resmi di Iran, dan Syiah mazhab mayoritas warga negara ini, namun di konstitusi dijelaskan bahwa pengikut agama tauhid lain baik Zoroaster,Yahudi dan Kristen bebas melaksanakan ritual mereka. Bahkan mereka juga diberi saham di parlemen dan memiliki wakil di lembaga ini. Selain itu, interaksi warga Muslim Iran dengan pengikut agama lain sepenuhnya berdasarkan rasa saling menghormati dan menjaga prinsip kemanusiaan serta hak sesama warga. Hal ini semakin memperkokoh kasih sayang di antara mereka, sehingga ketika Irak menyerang Iran, warga dari berbagai etnis dan agama bersatu mempertahankan negara.
Kebebasan berpendapat merupakan salah satu bentuk dan dimensi penting kebebasan di Republik Islam Iran yang memiliki akar di wacana Revolusi Islam.selama tahun-tahun sebelum revolusi, mengingat pemerintahan despotik yang berkuasa, media sebagai salah satu bukti terpenting dari kebebasan berpendapat sangat dibatasi aktivitasnya. Namun berkat kemenangan Revolusi Islam, media massa Iran baik dari sisi kuantitas dan kualitas mengalami laju pertumbuhan yang pesat. Media ini yang selama satu dekade terakhir terus bertambah berfungsi sebagai benteng masyarakat dalam mengawasi pemerintah dan secara bebas mengkritik pemerintah di bawah koridor amar makruf nahi munkar.
Kondisi ini juga secara transparan dijelaskan di konstitusi Republik Islam Iran. Media massa bebas menyebarkan artikel dan berita, kecuali jika isinya merusak sendi-sendi Islam atau hak publik. Republik Islam seperti negara-negara berkembang lainnya juga memiliki pengadilan yang menangani pelanggaran media massa. Saat ini ratusan koran, kantor berita, laman berita dan analisa di bidang politik serta sosial aktif di Iran. Adapun warga Iran dengan bebas mengakses berita baik cetak maupun situs berita internet atau media sosial.
Di seluruh negara-negara berkembang pembentukan partai dan kubu politik serta organisasi kemasyarakatan sebagai penggerak demokrasi dinilai sebagai manifestasi penting kebebasan berpolitik. Sementara itu, Republik Islam Iran juga mengakui pembentukan serta aktivitas partai politik secara bebas dengan syarat tidak melanggar independensi serta integritas nasional. Kubu politik ini juga diberi hak untuk menggelar demonstrasi atau konsentrasi, namun harus sesuai dengan hukum dan tidak membawa senjata selama aksinya atau aktivitas mereka tidak mengancam Islam. Adapun sebelum kemenangan Revolusi Islam, pemerintahan despotik Shah Pahlevi tidak mengijinkan sebuah kubu politik beraktivitas serta para pemimpin politik yang berani mengkritik pemerintah akan dijebloskan ke tahanan.
Hak partisipasi politik juga merupakan bentuk lain dari kebebasan di wacana Revolusi Islam. Hampir empat dekade dari kemenangan Revolusi Islam berlalu, dan selama tahun-tahun tersebut, rata-rata setiap tahun Iran menggelar satu pemilu. Bahkan di kondisi krisis dan sulit seperti era perang delapan tahun pertahanan suci dan ketika kota-kota di Iran dibombardir jet tempur musuh, pemilu di negara ini tidak pernah diliburkan.
Dalam koridor wacana Revolusi Islam, seluruh warga terlepas dari agama, mazhab, bahasa, etnis atau kecenderungan politik, mereka memiliki hak yang sama dan secara bebas berpartisipasi di pemilu baik sebagai pemilih atau kandidat yagn dipilih. Uniknya di Iran adalah seluruh pilar pemerintah, mulai dari Rahbar, presiden, anggota parlemen, dewan kota, anggota Dewan Ahli Kepemimpinan (Khobregan) seluruhnya dipilih rakyat baik langsung atau tidak.
Kebebasan sosial dan menjaga hak-hak sipil juga termasuk bentuk lain kebebasan dalam wacana Revolusi Islam. Berdasarkan ajaran Islam, bahasa dan etnis bukan tolok ukur perbedaan dan diskriminasi antar warga. Oleh karena itu, seluruh warga Iran memiliki hak yang sama dan mereka diperlakukan secara adil. Konstitusi Republik Islam Iran seraya menghormati keragaman budaya nasional, mengijinkan seluruh etnis minoritas, agama dan mazhab menggunakan bahasa lokal di media cetak, bahkan di sekolah mereka juga diberi hak mengajarkan bahasa lokal di samping bahasa resmi Farsi.
Kini, dalam usianya yang memasuki usia ke- 39 tahun, Iran telah mencapai pertumbuhan yang luar biasa di berbagai sektor seperti ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, politik, dan keamanan. Saat ini Iran menjadi salah satu negara yang berpengaruh memimpin di wilayah Timur Tengah. Duta Besar Iran untuk Indonesia, Valiollah Mohammadi Nasrabadi dalam peringatan hari jadi kemenangan Revolusi Islam Iran tadi malam, 9 Januari 2017 di Kantor Kedubes Iran di Jalan Madiun 1, Menteng, Jakarta Pusat menerangkan bahwa secara statistik, Iran berada pada peringkat pertama di kawasan dan urutan ke-16 di dunia dalam bidang ilmu pengetahuan,” terangnya. Dirgahayu Republik Islam Iran ke- 38.[]
Sumber bacaan: Pars Today