Kedutaan Besar Republik Islam Iran mengadakan acara buka puasa bersama di kediaman Duta Besar Iran di Menteng, Jakarta Pusat, pada 24 Maret 2025. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai perwakilan media dan menjadi momentum bagi Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, untuk menyampaikan pesan penting terkait peringatan Hari Internasional Quds yang akan diselenggarakan pada 28 Maret 2025.
Dalam sambutannya, Boroujerdi menegaskan komitmen Iran untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina sekaligus mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oleh rezim Zionis. Ia menyatakan bahwa serangan-serangan di Palestina merupakan bentuk genosida sistematis yang harus segera dihentikan, dengan harapan agar dunia dapat segera mengintervensi guna mengakhiri penderitaan yang terus berlangsung.
Boroujerdi kemudian menggambarkan secara mendetail dampak tragis agresi militer yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina. Ia menyoroti bahwa di Gaza, sekitar 70% serangan menargetkan wanita dan anak-anak, sehingga menimbulkan pertanyaan retoris, “Apakah mereka semua bagian dari Hamas?” Ungkapan tersebut ditujukan untuk menggugah kesadaran publik mengenai realitas kekerasan yang terjadi dan mempertanyakan narasi resmi yang digunakan oleh pihak Israel untuk membenarkan tindakannya.
Lebih lanjut, ia mengkritisi narasi resmi yang dikemukakan oleh Israel. Menurutnya, ketika menyerang Lebanon, pihak Israel mengklaim tindakannya merupakan respons terhadap Hizbullah, dan ketika menyerang Yaman, mereka menyatakan bahwa serangannya ditujukan kepada kelompok Houthi. Namun, di Palestina, klaim bahwa serangan diarahkan untuk melawan Hamas justru menutupi fakta bahwa korban utama adalah warga sipil, termasuk banyak wanita dan anak-anak. Dengan tegas, ia menyatakan bahwa lebih dari 50.000 orang telah gugur di Palestina; meskipun Hamas hanyalah kelompok kecil, ribuan nyawa tidak berdosa telah hilang. Menurut Boroujerdi, aksi-aksi tersebut jelas merupakan genosida, bukan bentuk perlawanan terhadap kelompok bersenjata.
Boroujerdi juga mengajak komunitas internasional untuk tidak tinggal diam menghadapi ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina. Ia menekankan bahwa solusi atas konflik ini tidak dapat dicapai melalui negosiasi yang hanya menguntungkan satu pihak, melainkan harus melibatkan pengakuan penuh terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri. “Mereka berhak memiliki tanah mereka dan hidup dalam kedamaian,” ujarnya, menegaskan bahwa dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina harus mencakup pengakuan atas hak-hak dasar mereka.
Peringatan Hari Internasional Quds tahun ini diselenggarakan di tengah situasi yang semakin memprihatinkan, di mana sejak Oktober 2023, lebih dari 50.000 pria, wanita, dan anak-anak yang tidak berdosa telah menjadi korban agresi militer di Gaza dan wilayah sekitarnya. Hari Internasional Quds, yang diprakarsai oleh Imam Khomeini, telah lama menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan dan penjajahan. Peringatan ini tidak hanya menyuarakan dukungan bagi rakyat Palestina, tetapi juga mengutuk kejahatan yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Diharapkan momentum peringatan ini dapat memperkuat solidaritas global dalam menegakkan keadilan serta mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, dan mendorong komunitas internasional untuk mengambil langkah nyata dalam mengatasi krisis kemanusiaan yang terus berlangsung.