Syaikh Abdullah al-Yusuf
Sebagai seorang imam, Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib as. sama dengan imam-imam Ahlulbait lainnya. Mereka maksum, berilmu dan sempurna. Namun demikian, Imam Husain memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh imam-imam lainnya. Keistimewaan-keistimewaan itu tercakup dalam empat hal:
Moyang Sembilan Imam.
Imam Husain as. adalah moyang sembilan imam, dalam arti bahwa sembilan imam dari dua belas imam Ahlulbait adalah anak keturunan Imam Husain. Mereka adalah Ali Zainal-Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja’far al-Shadiq, Musa al-Kazhim, Ali al-Ridha, Muhammad al-Jawad, Ali al-Hadi, Hasan al-Askari dan Muhammad al-Mahdi. Berikut beberapa Riwayat yang menegaskan hal ini.
Rasulullah saw bersabda:
إن الله اختار من الحسين الأوصياء من ولده، ينفون عن التنزيل تحريف الغالين،، وانتحال المبطلين، وتأويل المضلين، تاسعهم قائمهم
(Sesungguhnya Allah telah memilih para washi dari keturunan Husain. Mereka membersihkan Al-Quran dari pengubahan-pengubahan (tahrif) yang dilakukan oleh orang-orang yang berlebihan (al-ghalin), membersihkan agama dari klaim yang dibuat oleh orang-orang yang batil (al-mubthilin) dan penyimpangan yang dilakukan oleh orang-orang yang menyesatkan (al-mudhillin). Urutan kesembilan dari mereka adalah yang akan bangkit (al-Qaim).
Diriwayatkan dari Salman al-Farisi:
دخلت على النبي وإذا الحسين على فخذيه وهو يقبل عينيه ويلثم فاه، وهو يقول: «أنت سيد ابن سيد، أنت إمام ابن إمام أبو الأئمة، أنت حجة ابن حجة أبو حجج تسعة من صلبك، تاسعهم قائمهم
(Aku masuk ke rumah Nabi Saw dan melihat al-Husain berada di pangkuannya. Nabi mencium matanya dan bibirnya, lalu berkata: ‘Engkau adalah pemimpin, anak dari seorang pemimpin. Engkau adalah imam, anak dari seorang imam dan moyang dari para imam. Engkau adalah hujjah, anak dari seorang hujjah dan moyang dari sembilan hujjah. Keturunanmu yang kesembilan adalah seorang yang akan bangkit),
Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri:
سمعت رسول الله يقول للحسين
أنت الإمام ابن الإمام وأخو الإمام، تسعة من صلبك أئمة أبرار والتاسع قائمهم
(Aku mendengar Rasulullah Saw berkata kepada al-Husain: ‘Engkau adalah imam, anak dari seorang imam dan saudara dari seorang imam. Sembilan dari keturunanmu adalah para imam yang saleh. Keturunanmu yang kesembilan adalah seorang yang akan bangkit).
Juga diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri:
اسمعت رسول الله يقول: الأئمة بعدي اثنا عشر تسعة من صلب الحسين والتاسع قائمهم، فطوبى لمن أحبهم والويل لمن أبغضهم
(Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Para imam setelahku ada dua belas. Sembilan dari keturunan Husain. Keturunan kesembilan (dari al-Husain) adalah seorang yang akan bangkit. Maka berbahagialah orang yang mencintai mereka dan celakalah orang yang membenci mereka),
Pemimpin Para Syuhada.
Keistimewaan kedua dari Imam Husain adalah bahwa ia adalah pemimpin para syuhada (Sayyidus-syuhada) di dunia dan akhirat. Dalam hadis qudsi disebutkan:
أما إنه سيد الشهداء من الأولين والآخرين في الدنيا
(Adapun al-Husain, dia adalah pemimpin para syuhada, dari yang pertama hingga yang terakhir, di dunia dan akhirat).
Jadi ketika gelar “Pemimpin Para Syuhada” disebutkan, yang terlintas di benak adalah Imam Husain al-Syahid.
Selain itu, diriwayatkan dari Abu Bashir, dari Imam Ja’far al-Shadiq, dari ayahnya Imam Muhammad Al-Baqir, dari Jabir, dalam hadis tentang “Lauh”:
فأشهد بالله إني هكذا رأيته مكتوباً:…وجعلت حسيناً خازن وحيي، وأكرمته بالشهادة، وختمت له بالسعادة، فهو أفضل من استشهد، وأرفع الشهداء درجة، جعلت كلمتي التامة معه، والحجة البالغة عنده
(Aku bersaksi di hadapan Allah bahwa aku melihatnya tertulis demikian: …”Dan aku jadikan Husain sebagai penjaga wahyu-Ku. Aku memuliakannya dengan kesyahidan dan mengakhiri hidupnya dengan kebahagiaan. Dia adalah syahid terbaik dan paling tinggi derajatnya di antara para syuhada. Aku jadikan kata-Ku (kalimati) yang sempurna bersamanya dan hujjah yang lengkap ada padanya).
Turbahnya Membawa Kesembuhan
Keistimewaan ketiga yang menonjol dari Imam Husain adalah bahwa turbahnya dapat membawa kesembuhan. Imam Ja’far al-Shadiq berkata:
إن الله عوض الحسين من قتله أن جعل الإمامة من ذريته، والشفاء في تربته
(Sesungguhnya Allah memberi kompensasi kepada al-Husain atas kesyahidannya bahwa Allah telah menjadikan imamah dari keturunannya dan kesembuhan pada tanahnya).
Dalam riwayat lain, Imam Ja’far al-Shadiq berkata:
في طين قبر الحسين الشفاء من كل داء، وهو الدواء الأكبر
Pada tanah makam al-Husain ada kesembuhan dari segala penyakit dan ia merupakan obat terbesar ).
Demikian pula diriwayatkan dari Nabi saw, sebagaimana tercantum dalam kitab al-Manaqib, karya Ibn Syahr Asyub, bahwa Nabi saw berkata kepada al-Husain:
شفاء أمتي في تربتك، و الأئمة من ذريت
Kesembuhan umatku ada pada tanahmu dan para imam dari keturunanmu).
Berdasarkan hadis-hadis ini para fuqaha mengizinkan memakan sedikit turbah Imam Husain sebesar biji kacang atau kurang darinya dengan tujuan kesembuhan dari penyakit.
Keberkahan Ziarahnya
Ziarah kepada para maksumin memiliki keutamaan besar dan berbagai keberkahan, dan dianjurkan untuk menziarahi mereka semua. Namun keutamaan-keutamaan, keberkahan-keberkahan dan rahasia-rahasia yang disebutkan dalam hadis-hadis tentang ziarah kepada Imam Husain jauh lebih banyak dari berziarah kepada imam-imam lainnya. Ini menegaskan betapa istimewanya ziarah kepada Imam Husain dan bahwa ia membawa dampak sangat positif dan keberkahan yang banyak bagi kehidupan orang-orang beriman.
Hadis-hadis tentang keutamaan ziarah kepada Imam Husain sangat banyak dan mutawatir. Antara lain:
Diriwayatkan dari Imam Ja’far al-Shadiq:
إن أيسر ما يقال لزائر الحسين بن علي : قد غُفِر لك – يا عبدَ الله – فاستأنف اليوم عملاً جديدا
(Hal yang paling ringan yang dikatakan kepada peziarah al-Husain bin Ali ialah: “Engkau telah diampuni. Wahai hamba Allah, maka mulailah hari ini dengan amal baru).
Imam Muhammad Al-Baqir berkata:
من زاره عارفاً بحقه غفر الله له ما تقدم من ذنبه وما تأخر، وكتب له حجة، ولم يزل محفوظاً حتى يرجع إلى أهله
(Barang siapa menziarahi al-Husain dengan mengetahui haknya, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang dan akan dituliskan baginya pahala satu haji, dan ia akan selalu dijaga hingga kembali kepada keluarganya).
3. Dari Muhammad bin Muslim bahwa ia bertanya kepada Abi Abdillah (Imam Ja’far al-Shadiq) :
. ما لمن أتى قبر الحسين؟
قال: «من أتاه شوقاً إليه كان من عباد الله المكرمين، وكان تحت لواء الحسين بن علي حتى يدخلهما الله الجنة
(Apa yang diperoleh orang yang datang ke makam al-Husain? Beliau menjawab: “Barang siapa datang ke makamnya dengan rindu kepadanya, ia termasuk dari hamba-hamba Allah yang dimuliakan dan berada di bawah panji Husain bin Ali hingga Allah memasukkan mereka berdua ke surga).
Dari Abdullah bin Maimun Al-Qaddah. Ia bertanya kepada Abu Abdillah:
ما لمن أتى قبر الحسين بن علي زائراً عارفاً بحقه، غير مستنكف ولا مستكبر؟
قال: «يكتب له ألف حجة مقبولة وألف عمرة مبرورة، وإن كان شقياً كتب سعيداً ولم يزل يخوض في رحمة الله
(Apa yang diperoleh orang yang datang ke makam Husain bin Ali sebagai peziarah yang mengetahui haknya, tidak sombong dan tidak pula angkuh? Beliau menjawab: “Baginya dituliskan pahala seribu haji mabrur dan seribu umrah yang maqbul, dan jika ia seorang yang sengsara maka ia ditulis sebagai orang yang bahagia dan ia akan selalu berada dalam rahmat Allah).
Dari Muhammad bin Sinan. Dari Hudhaifah bin Manshur bahwa Abu Abdillah berkata:
من زار قبر الحسين لله وفي الله أعتقه الله من النار وآمنه يوم الفزع الأكبر، ولم يسأل الله تعالى حاجة من حوائج الدنيا والآخرة إلا أعطاه »
(Barang siapa berziarah ke makam al-Husain karena Allah dan pada jalan Allah maka Allah akan membebaskannya dari neraka dan mengamankannya pada Hari Ketakutan yang besar, dan tidak ada kebutuhan dari kebutuhan dunia dan akhirat yang ia panjatkan kepada Allah kecuali Allah akan memberinya).
Selain pahala dan ganjaran yang besar bagi peziarah Imam Husain, ziarah kepadanya juga memiliki banyak keberkahan, dampak, dan rahasia. Di antaranya: doa yang diijabah di bawah kubahnya, doa para malaikat untuknya, doa Ahlulbait untuk para peziarah kuburnya, umur panjang, rezeki yang berlimpah, kebutuhan yang terpenuhi, hilangnya kesusahan dan kecemasan, keburukan diganti dengan kebaikan, kesengsaraan diganti dengan kebahagiaan, serta dihimpun bersama Imam Husain yang merupakan harapan setiap orang beriman. Semua ini berdasarkan riwayat yang sahih dan terpercaya.
Sepanjang sejarah, musuh-musuh Ahlulbait berusaha mencegah orang berziarah ke makam Imam Husain dan bahkan menyembunyikan makamnya. Sejarah mencatat bahwa al-Mutawakkil al-Abbasi (penguasa Dinasti Abbasiyah) misalnya, pernah memerintahkan penghancuran makam Imam Husain pada tahun 236 H, menghancurkan rumah-rumah di sekitarnya, menjadikannya sebagai ladang, melarang orang untuk menziarahinya, dan bahkan menyembunyikan makamnya, Namun semua itu tidak dapat menghalangi para pecinta Imam Husain untuk menziarahinya, menghormatinya, berdoa di bawah kubahnya, dan beribadah kepada Allah di tempat sucinya.
Sepanjang zaman orang-orang beriman tidak pernah berhenti menziarahi Imam Husain meskipun beberapa waktu lalu sempat ada perintangan-perintangan, penyulitan-penyulitan, dan bahkan pelarangan-pelarangan. Apa pun yang terjadi, semua itu tidak dapat menghentikan orang berziarah kepada Imam Husain, Bahkan seiring berjalannya waktu jumlah peziarah Imam Husain terus meningkat dan setiap tahun jutaan mukminin dan para pecinta Imam Husain duduk bersimpuh di hadapan makam mulia sang Pemimpin Pemuda Surga ini, cucu Rasul yag sangat dicintainya, kesayangannya, kekasihnya, penyejuk dan buah hatinya.
Diterjemahkan dari tulisan Syaikh Abdullah al-Yusuf, Markaz al-Isy’a’ al-Islami, https://www.islam4u.com/ar/maghalat