ICC Jakarta – Inilah makna dan prisnsip ‘Mahdawiyah’, makna penantian al mahdi dan sikap apa yang sebaiknya penanti lakukan, yang diungkapan Sayid Ali Khamenei dalam buku “Manusia 250 tahun”.
“Prinsip Mahdawiyah adalah sesuatu yg qath’i. Dalam Syiah Imamiyah, hakikat yang semula dalam bentuk harapan, suatu bentuk perkara pemikiran, diubah menjadi suatu realitas dan wujud nyata. Kaum Syiah pada hakikatnya ketika menanti kedatangan Imam Mahdi Mau’ud (yang dijanjikan), menanti kedatangan sang juru selamat, mereka tidak hanya memikirkan perkara ini dalam bentuk pikiran belaka, tetapi mereka tengah mencari suatu realitas, suatu keberadaan, suatu wujud nyata yang saat ini benar-benar ada wujudnya di dunia nyata.
Hujjah Allah yaitu Imam Mahdi, hidup di tengah manusia, ada di tengah masyarakat, menyaksikan masyarakat, bersama mereka, turut merasakan duka dan derita mereka. Orang-orang mulia dan memiliki potensi, mereka dapat berjumpa dengan beliau. Saat ini Imam Mahdi ada di dunia ini, dalam bentuk seorang manusia sejati, dengan sifat-sifat yang jelas, dengan nama yang jelas, dengan ayah dan ibu yang jelas, berada ditengah manusia dan hidup bersama mereka.
Ketika dikatakan, hendaklah kalian senantiasa menanti kelapangan. Pengertiannya adalah bahwa pada setiap “jalan buntu” pasti terdapat jalan keluar dan kelapangan inilah makna Al Faraj, yakni kelapangan, jalan terbuka.
Bagi para Penanti kelapangan, tidak ada istilah jalan buntu dan tidak dapat diselesaikan, sehingga membuatnya putus asa, diam dan duduk berpangku tangan, seraya berkata, tidak ada lagi yang dapat saya lakukan.
Tidak demikian bagi Penanti sejati. Karena ketika kejahatan dan kezaliman telah mencapai puncaknya. Maka saat itulah mentari kelapangan (Faraj) pasti akan terbit. Ini adalah pelajaran penanti sejati bagi setiap Penanti.
Karena itu menanti kelapangan adalah perbuatan yang paling utama. Karena itu penantian adalah melakukan perbuatan, melakukan suatu persiapan, melakukan upaya yang sungguh-sungguh demi memperkuat semangat dalam hati dan jiwa, perbuatan dan aktifitas diberbagai bidang.
Inilah penantian dalam penafsiran ayat suci al Quran. “Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka sebagai orang-orang yang mewarisi bumi.” (QS. 28: 5).
“Sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah, dipusakakanNya kepada siapa yg dikehendakiNya dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.7: 128). [Disadur dari Manusia 250 tahun, hal.475-580]