Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan bahwa unit misil mereka berhasil menyerang Bandara Ben Gurion di wilayah pendudukan Yafa dengan rudal balistik Palestine 2. Dalam pernyataannya pada Kamis (20/3/2025) dini hari, Brigadir Jenderal Yahya Saree menegaskan bahwa operasi tersebut merupakan hari kelima berturut-turut dalam rangka membalas agresi Amerika Serikat dengan cara yang efektif dan bertanggung jawab. Serangan ini terutama dilakukan sebagai respons terhadap serangan udara AS yang menargetkan infrastruktur sipil di ibu kota Yaman, Sana’a, serta beberapa provinsi lainnya.
Jenderal Saree juga mengungkapkan bahwa pasukan Yaman semakin intensif dalam menargetkan kapal perang musuh di Laut Merah, termasuk kapal induk USS Harry Truman beserta kapal pengawalnya. Saree menegaskan bahwa upaya Amerika Serikat untuk mencegah Yaman menyerang target-target Israel akan sia-sia. Ia menekankan bahwa meningkatnya serangan udara dan pemboman tidak akan menghalangi rakyat Yaman dalam menjalankan kewajiban agama dan moral mereka untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Serangan Udara AS terhadap Yaman Terus Berlanjut
Pernyataan militer Yaman ini muncul tak lama setelah pesawat-pesawat tempur Amerika kembali membombardir kota pelabuhan al-Hudaydah serta kota Sa’ada di Yaman. Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan di platform Truth Social bahwa pasukan Ansarullah Yaman akan “dihancurkan sepenuhnya!” sebagai respons terhadap operasi perlawanan mereka.
Pada akhir pekan lalu, AS melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap berbagai wilayah di Yaman, menewaskan sedikitnya 53 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Pada Rabu (19/3/2025) malam, jet-jet tempur AS kembali melancarkan serangan ke ibu kota Sana’a serta provinsi Sa’ada dan al-Bayda. Menurut laporan koresponden Al Mayadeen di Yaman, serangan tersebut menghantam area dekat Kementerian Komunikasi dan Otoritas Pos di bagian utara Sana’a.
Di al-Bayda, serangan udara AS menargetkan Distrik al-Sawadiyah, sementara di Sa’ada, bombardir dilaporkan terjadi di pinggiran kota tersebut. Kantor berita resmi Yaman, SABA, melaporkan bahwa serangan di Distrik al-Thawra, Sana’a utara, menghancurkan sebuah gedung pertemuan yang belum selesai dibangun di tengah kawasan permukiman. Serangan ini terjadi sehari setelah AS meluncurkan serangan udara ke Provinsi Hajjah dan Sa’ada di bagian utara dan barat laut Yaman.
Washington meningkatkan serangannya terhadap Yaman setelah pemimpin Ansarullah, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, menegaskan bahwa pasukan bersenjata Yaman akan meningkatkan operasi mereka untuk mendukung Gaza. Dalam pesannya kepada rakyat Palestina, ia menegaskan: “Kalian tidak sendirian.”
Serangan AS terbaru ini merupakan bentuk pembalasan atas keputusan militer Yaman untuk kembali menerapkan blokade laut terhadap semua kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab al-Mandeb, dan Teluk Aden. Setelah AS berulang kali menyerang Yaman, kapal-kapal Amerika juga masuk dalam daftar target yang dilarang melintas.
Komitmen Yaman terhadap Palestina Tak Tergoyahkan
Menteri Luar Negeri pemerintahan Sana’a, Jamal Amer, menegaskan bahwa Yaman tidak akan mengurangi operasinya terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah, meskipun menghadapi tekanan militer AS maupun seruan dari sekutu seperti Iran. Pernyataan ini muncul setelah AS melancarkan agresi terhadap Yaman sebagai respons atas serangan maritim yang kembali dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Yaman untuk mendukung rakyat Palestina di Gaza.
Presiden AS Donald Trump pada Senin (17/3/2025) lalu mengancam akan menuntut pertanggungjawaban Iran atas setiap serangan yang dilakukan oleh Yaman.
“Tidak akan ada pembicaraan tentang pengurangan operasi sebelum blokade bantuan ke Gaza diakhiri. Iran tidak ikut campur dalam keputusan kami, tetapi kadang-kadang bertindak sebagai mediator. Namun, Iran tidak bisa mendikte keputusan kami,” tegas Amer.
Menteri Yaman itu juga memperingatkan bahwa negaranya akan memberikan balasan setimpal jika AS terus menyerang mereka.
“Mereka mengancam Iran tetapi menghantam Yaman. Sekarang, semua skenario terbuka. Kami akan melakukan hal yang sama terhadap mereka. Jika mereka menyerang kami dari kapal induk Truman, kami akan menyerang Truman,” tandasnya.
Sejak November 2023, Angkatan Bersenjata Yaman telah melakukan lebih dari 100 serangan sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza. Mereka sempat menghentikan operasi militer ini ketika gencatan senjata diberlakukan pada Januari.
Namun, dengan meningkatnya agresi Israel terhadap Gaza dan keterlibatan langsung AS dalam serangan ke Yaman, perlawanan kembali diperkuat. Pemerintah Sana’a menegaskan bahwa mereka tidak akan mundur sampai blokade terhadap Gaza dicabut dan rakyat Palestina mendapatkan keadilan yang mereka perjuangkan.
Sumber berita: https://english.almayadeen.net/
Sumber gambar: https://foreignpolicy.com/