ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Pelajaran Revolusi Karbala: Menghidupkan Nilai-nilai Islam dan Kemanusiaan

by admin
September 24, 2017
in Ahlulbait
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Asyura bukan hanya peristiwa memilukan yang terjadi pada tahun 61 H karena jika Asyura hanya merupakan kejadian sejarah yang mengharu biru pada tahun itu, maka tentu saja peristiwa itu tidak akan dikenang hingga sekarang. Kejadian Asyura memberi pelajaran yang penting manusia dan kemanusiaan.

Mengingat manusia merupakan makhluk yang misterius dan manusia tidak memiliki pemahaman dan makrifat yang memadai tentang satu dengan yang lain, jika tidak mendapat pancaran cahaya berupa panduan samawi dan melulu bersandar semata pada metode bumi dengan menetapkan kaidah-kaidah keliru memilih seorang pemimpin umat. Maka manusia dengan cara demikian sekali-kali tidak akan pernah mendulang kesuksesan dalam menjalani hidupnya; lantaran pemerintahan akan jatuh di tangan orang yang tidak patut menempati posisi sebagai pemerintah. Dan nilai-nilai Ilahi dan nabawi akan mengalami distorsi. Dan sebagai gantinya adalah nilai-nilai jahiliyah yang menjadi sandaran utama. Ketika nilai-nilai jahiliyah yang menjadi poros, maka perilaku moral dan sosial jahiliyyah juga akan mengikuti poros ini.

Nilai dari sudut pandang sosiologi adalah keyakinan atau ideologi yang mengakar dimana sekelompok masyarakat merujuk tatkala berhadapan dengan masalah seperti segala kebaikan, keburukan, keutamaan dan kesempurnaan ideal. Namun yang dimaksud dengan nilai dengan pendekatan sosiologis  adalah nilai-nilai (positif) yang diterima oleh kebanyakan masyarakat. Nilai-nilai ini dapat bercorak agama atau berwarna sosial. Perbedaan dari keduanya dapat ditelusuri pada sumbernya. Jelas bahwa nilai-nilai agama sumbernya adalah wahyu sementara nilai-niliai sosial adalah bersumber pada penerimaan masyarakat umum. Kendati nilai-nilai sosial yang memiliki akar wahyu dapat bewarna agama. Dengan memperhatikan definisi yang diberikan di atas nilai-nilai merupakan pemandu segala perilaku yang dipraktikan oleh sebuah masyarakat.

Salah satu pengaruh penting dan asasi kebangkitan Imam Husain As adalah menghidupkan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan yang merupakan kebutuhan kunci dan urgen seluruh komunitas manusia. Lantaran nilai-nilai merupakan salah satu unsur utama dan berpengaruh pada domain kebudaayaan masyarakat. Dimana kebudayaan laksana udara bagi masyarakat yang tanpanya masyarakat tidak akan dapat bernafas. Unsur-unsur kebudayaan terpengaruh langsung oleh nilai-nilai yang dianut pada masyarakat tersebut.

Nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ini penting lantaran tiadanya akan menyebabkan chaos dalam ucapan, tindak sosial dan tindak moral.  Menukil Durkheim, anomic akan muncul di tengah masyarakat. Karena nilai-nilai merupakan lentera dan pelita petunjuk bagi ucapan dan tindakan masyarakat dimana tanpanya komunitas tidak akan mampu membentuk dan menyelaraskan dirinya.

Salah satu nilai penting agamis dan insaniah yang dihidupkan oleh Imam Husain dan para pengikutnya adalah gairah pada syahada (martrydom) dan semangat altruisme (itsar). Menurut Syahid Muthahhari dalam Hamâse Husaini, berkata bahwa setiap kematian suci (syahadah) memendarkan cahaya kepada masyarakat.”

Dengan pendaran cahaya syahadah ini masyarakat dapat melenggang menjalani kehidupannya jauh dari kegelapan. Tatkala ingin mencapai sebuah tujuan mulia, sekalipun harus ditebus dengan jiwa, maka tanpa tedeng aling-aling nyawa pun dipertaruhkan.

Sejarah kehidupan umat manusia secara tegas memberikan kesaksian bahwa manusia semenjak penciptaannya hingga detik ini dengan pelbagai cara berusaha supaya dirinya abadi dan lestari. Tuhan yang sangat mengetahui kecendrungan esoterik manusia ini menunjukkan jalan keabadian kepada manusia dan menganugerahkan syahadah kepadanya dan berfirman, “Kiranya manusia memilih kematian merah (syahadah) untuk menuju jalan keabadian hingga ia merengkuh “ahya”.”Jangan kalian mengira bahwa orang-orang yang dibunuh di jalan Allah adalah mati, melainkan mereka hidup di sisi Tuhannya dan dianugerahi.” (Qs. Ali Imran [2]:169)

Nabi Saw melebarkan ayat ini dengan bersabda: “Barangsiapa yang terbunuh dalam berjuang menghadapi kezaliman maka ia adalah syahid.”  (Hurr al-Amili, Wasâil asy-Syiah, jil. 11, hal. 92)

Imam Husain As dalam mempersembahkan pengorbanan pada altar sejarah kemanusiaan adalah mengikut para nabi yang diabadikan dalam al-Qur’an seperti pada pengorbanan Ibrahim, Musa, Nuh, Luth, Hud, Shaleh, Syuaib dan Muhammad Saw yang berteriak lantang dan bangkit melawan para penguasa para tiran, penyembah berhala, kebodohan, puritanisme sempit, kerusakan sosial dan moral. Bahkan kondisi yang hadir di hadapan Imam Husain melebihi kondisi para nabi yang disebutkan di atas. Betapa tidak yang dihadapi oleh Imam Husain adalah umat Islam sendiri. Umat yang mengklaim diri mereka sebagai pengikut datuknya, Muhammad Saw.

Itsar dalam menyelamatkan manusia dari kekaraman kerusakan sosial dan membawa manusia dari kegelapan kepada cahaya adalah kiprah yang diperankan dengan sempurna oleh Imam Husain As. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Sesungguhnya al-Husain adalah bahtera keselamatan dan pelita hidayah.”

Imam Husain merupakan putra binaan wahyu. Ia adalah hasil didikan Fatimah dan Ali yang berada pada garda terdepan dalam masalah pengorbanan. Allah Swt mengabadikan keluarga nubuwwah ini atas pengorbanan mereka dalam al-Qur’an, “dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu),” (Qs. Al-Hasyr [59]:9), “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.Mereka hanya berkata), “Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dan tidak pula (ucapan) terima kasih darimu.(Qs. Al-Insan [76]:8-9)

Dalam konteks kemasyarakatan selalu diperlukan pengorbanan tatakala kita dihadapkan dengan pilihan antara dunia dan akhirat, antara diri dan umat, antara jabatan dan bangsa dimana amat disayangkan dewasa ini kita lebih banyak memilih yang pertama ketimbang yang belakangan. [Asyura dan Rekayasa Sosial/A. Kamil]

 

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Ahlulbait

Ketahuilah Keutamaan Fathimah, Jangan Hanya Namanya

December 28, 2022

Dalam tradisi Ahlulbait, ada hari-hari yang disebut sebagai Ayyamul Fathimiyah. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan kapan hari syahid Sayidah Fathimah....

Ahlulbait

Bukan Hanya karena Nasab, Fathimah Mulia karena Besar dan Agung Akhlaknya

December 28, 2022

Selain nasab dan keturunan, keutamaan akhlak adalah yang membentuk siapa seseorang tersebut. Sayidah Zahra, adalah keturunan manusia paling agung dan...

Ahlulbait

Sejarah Singkat Imam Hasan Al-Askari

November 2, 2022

Imam Hasan Askari a.s. adalah manusia suci ke-13 , sekaligus Imam ke-11 dari 12 Imam Ahlulbait setelah Rasulullah Saw. Beliau...

Ahlulbait

syahadah IMAM HASAN AL-ASKARI AS.IMAM HASAN AL-ASKARI AS.

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Centermenyampaikan Dukacita yang mendalam atas hari syahadah IMAM HASAN AL-ASKARI AS.8 Rabiul Awal Instagram:https://www.instagram.com/p/CjVLBCUr6w1/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Ahlulbait

Muhammad Model Sempurna untuk Menjadi Manusia Terbaik

September 30, 2022

Adalah suatu yang fitrah seorang manusia mencintai kesempurnaan. Tetapi ketika kita menginginkan sesuatu yang terbaik, apakah kita juga pernah ingin...

Ahlulbait

Nabi Muhammad Saw menurut pandangan Imam Ali bin Abi Thalib a.s.

September 28, 2022

Nabi Muhammad Saw menurut pandangan Imam Ali bin Abi Thalib a.s. Sengaja kami kutip komentar Imam Ali a.s. Mengenai Rasulullah...

Next Post

Tiga Manuskrip Martabat Tujuh

Mengapa Imam Husain As Melemparkan Darahnya ke Langit?

Pelajaran Revolusi Karbala: Menegakkan Keadilan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist