ICC Jakarta – Peristiwa Karbala memberikan banyak sekali pelajaran kepada manusia. Salah satu pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari revolusi ini adalah masalah pencari dan penyebar keadilan. Apa yang semarak dan menyebar pada masa pemerintahan Bani Umayyah adalah kezaliman dan tirani.
Dan dalam berhadapan dengan pemerintahan tiran dan despot tiada jalan lain kecuali harus bangkit dan mengusung perlawanan. Imam Husain dalam khutbah-khutbahnya menyebutkan bahwa sesuai dengan titah Rasulullah Saw dalam melawan pemerintahan dan penguasa zalim.(Ghazali, penulis kiwari Mesir, dalam bukunya al-Liwah al-Islam, hal. 654- 658).
Dalam pandangan Imam Husain As orang yang memiliki hak untuk berkuasa adalah orang yang memerintah berdasarkan al-Qur’an dan menegakkan keadilan dan pemerintahan Bani Umayyah memiliki tipologi sebaliknya. Imam Husain As memandang bahwa tugasnya adalah melawan pemerintahan zalim ini. Esensi penegakan keadilan pada tragedi Asyura merupakan penegas dan penjelas kebangkitan dengan motivasi menafikan kezaliman dan kejahatan Bani Umayya. Jihad dan syahadah merupakan media yang mesti digunakan dalam perjuangan melawan penguasa zalim. Usaha untuk menegakkan pemerintahan berkeadilan sosial adalah gagasan-gagasan pemimpin revolusi Asyura; sebuah ide yang amat dibutuhkan oleh masyarakat dewasa ini.
Jihad dan syahadah dalam upaya menegakkan keadilan sekali-kali tidak bermakna bahwa kita melihat secara radikal kisah Asyura. Dan analisa sedemikian menegaskan bahwa Imam Husain dengan syahidnya, ia menunjukkan jalan kepada para pecinta keadilan dan demi mengejar cita dan asanya, harus siap menerima kekalahan secara lahir. (Bruce J Cohen, Mabâni Jâme’e Syinâsi, hal. 95). Tidak demikian. Gerakan penegakan keadilan merupakan pelajaran besar bagi setiap manusia merdeka sepanjang perjalanan sejarah. Lantaran Imam Husain As tatkala mempersembahkan pengorbanan ini pada altar kemanusiaan tiada yang menandingi keagungan dan kebesarannya, sebagaimana dalam ketercelaan dan kehinaan tiada yang melebihi Yazid dan musuh-musuh al-Husain lainnya. [Asyura dan Rekayasa Sosial/A. Kamil]