ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Syiah dimata Ahlu Sunnah 2

by admin
September 23, 2020
in Mengenal Syiah
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Fenomena takfir dipandang sebagai satu fenomena berbahaya yang mengancam eksistensi umat Islam. Ada beberapa masa dalam sejarah Islam yang memperlihatkan munculnya kelompok-kelompok yang menjadikan slogan “mengafirkan kaum muslim” sebagai metode dalam dakwahnya dan mereka menyerukan hal tersebut kepada masyarakat. Mereka berdalih, seruan mengafirkan tersebut sebagai upaya untuk melindungi, menyelamatkan, dan menjaga akidah dari setiap bentuk penyimpangan dan perubahan.

Berdasarkan kaidah “setiap orang merasa benar”—yaitu prinsip yang merusak pada sebagian besar masa—muncullah kelompok-kelompok ekstrem ini yang mengafirkan setiap orang yang tidak mengikuti kelompok mereka, tidak mengatakan seperti apa yang dikatakan mereka, dan tidak beramal sesuai dengan ketentuan mereka. Mereka menilai kafir kelompok-kelompok, mazhab-mazhab, aliran-aliran pemikiran modern, para hakim, bangsa-bangsa, dan sistem-sistem yang tidak sejalan dengan mereka. Bahkan, mereka mengafirkan orang-orang karena melakukan suatu dosa, seperti yang dilakukan kelompok Khawarij.

Ada juga kelompok-kelompok yang mengafirkan masyarakat muslim seluruhnya dengan alasan karena mereka setuju dengan hukum jahiliah dan pemerintahan tagut serta tidak berusaha untuk mengubah sistem yang berlaku di negeri-negeri Islam. Gelombang takfir ini semakin kuat pada masa sekarang. Ia berdiri tegak serta mengancam, membunuh, menghancurkan, merampas, mencuri, dan mengebom. Semua itu dilakukan atas nama Islam.

Para penulis menulis, para filsuf membahas, orang-orang saleh memberi nasihat, para ulama akhlak dan pemuka masyarakat berusaha sungguh-sungguh menjelaskan penyakit ini dan cara mengatasinya. Namun, apakah hal itu manjur? Apakah penyakit itu kemudian sembuh atau kian parah? Apakah hal itu dapat mengekang nafsu dan ada pengaruhnya terhadap perbaikan? Apakah kondisi manusia berubah dari tabiat asli dan takdir asalnya? Bukankah jiwa-jiwa ini, setelah sikapnya yang melewati batas, masih saja saling lempar dalam cerobong-cerobong udara?

Mari kita lihat, pernahkah sehari saja bumi ini kering dari hujan darah manusia yang ditumpahkan sia-sia oleh manusia terhadap saudaranya sesama manusia, dicabik-cabik sabit permusuhan manusia terhadap manusia? Berapa sering Anda mendengar pembicaraan tentang upaya menciptakan kedamaian di bumi Islam dan konferensi-konferensi tentang persatuan melawan teror? Apakah Anda mendapati itu semua seakan-akan hanya gelombang-gelombang di udara, seakan-akan lukisan di atas air?

Apakah tokoh-tokoh agama dan para pemuka mazhab berlapang dada membawa masyarakat ke arah toleransi agama, keadilan Ilahi, jalan keteladanan, dan sunah lurus yang tidak tampak adanya kebengkokan dan penyimpangan? Apakah mereka mampu membujuk sebagian orang bahwa semua agama tidak memperkenankan kebinasaan dalam fanatisme, ambisi untuk menghancurkan, tunduk pada kezaliman, akhlak buruk dan kekejian, saling tinju dan saling mencerca, yang setiap orang menyakiti saudaranya, merusak syariat-syariat dan syiar-syiarnya yang suci, apalagi jiwa, harta, dan kehormatannya? Maka, bagaimana dengan Islam? Bagaimana dengan seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim? Bahkan, kita lihat sebagian orang yang disebut pemikir agama justru ikut menyalakan api fitnah, menambah kayu bakar pada bara api, mengafirkan si ini, si itu, kelompok ini, kelompok itu, dengan cara-cara yang tidak diridai Islam, bahkan tidak diridai kemanusiaan.

Puncaknya, jika saja kita mau merujuk, jangankan pada substansi agama kita, pada tepian dan pinggirannya sekalipun tidak kita temukan satu dalil pun yang membolehkan sebagian mereka melakukan tindakan tersebut kepada sebagian yang lain. Apalagi dengan keseluruhannya. Siapa yang tidak tahu bahwa tidak ada dalam agama Islam dalil yang membolehkan menyakiti orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat dan melaksanakan rukun-rukun Islam, apalagi membunuhnya, menumpahkan darahnya, merampas hartanya, dan merusak kehormatannya.

Tujuan dari seluruh tulisan ini adalah untuk menyadarkan kita bahwa kejahatan telah demikian memuncak di wilayah Islam sehingga sudah mencapai taraf melampaui batas. Hasutan tidak lagi terbatas pada celaan dalam buku-buku, artikel-artikel, dan media massa. Setiap orang merusak kehormatan mazhab lain, bahkan melampaui batas hingga seperti apa yang Anda dengar dan lihat setiap hari, yaitu darah yang ditumpahkan, kehormatan yang dinodai, bangunan yang dirobohkan, kehidupan yang dirusak, dan setiap hal yang membuat kulit manusia merinding, menusuk relung batin, dan menimbulkan jeritan kepada Allah.

Dampak yang lebih besar dari keadaan ini adalah pandangan dunia dan agama-agama lain terhadap Islam itu sendiri. Seakan-akan Islam adalah agama keji. Padahal, Islam sendiri berlepas diri dari fanatisme dan justru Islam yang sebenarnya menyerukan toleransi, saling kasih, saling sayang, menyebarkan spirit kasih sayang kepada setiap bangsa, dan ia bersama dengan kelompok mana pun.

Tampak jelas semua itu berpangkal dari kepentingan politik dan hegemoni internasional yang membentangkan tali-temalinya untuk memangsa, memecah belah, dan mencerai-beraikan kita. Menyibukkan sebagian kita dengan sebagian yang lain sehingga lupa pada masalah substansial serta keburukan rupa Islam dan penganutnya di mata semua agama dan negeri lain. Bahkan, hampir-hampir kekuatan itu mencapai tujuan dan menggapai harapannya.

Dari sinilah muncul pentingnya membahas masalah Islam ahlikiblat serta kriteria-kriteria keislaman dan kekafiran sehingga kita mampu keluar dari jaring laba-laba setan yang dipasang untuk kita. Dari sini pula muncul ide untuk menulis buku ini yang dimaksudkan untuk menyingkap tirai dari pandangan para cendekiawan dan pemikir Ahlusunnah tentang Syi’ah dan apa-apa yang dikemukakan para cendekiawan tersebut, yaitu penghormatan dan kecintaan terhadap kelompok yang teraniaya ini. Pun buku ini mengetengahkan beberapa fatwa bersama yang dikeluarkan terkait keislaman Syi’ah.

admin

admin

Related Posts

Ahlulbait

Sejarah Singkat Imam Hasan Al-Askari

November 2, 2022

Imam Hasan Askari a.s. adalah manusia suci ke-13 , sekaligus Imam ke-11 dari 12 Imam Ahlulbait setelah Rasulullah Saw. Beliau...

Ahlulbait

🔴 ZIARAH AGUNG DAN MASYARAKAT PENANTI

March 2, 2023

🔴 ZIARAH AGUNG DAN MASYARAKAT PENANTI ICC Jakarta menggelar Short Sourse Arbain Imam Husain a.s. bertajuk "Ziarah Agung & Masyarakat...

Ahlulbait

YAUMUL MAHABBAH

March 2, 2023

"Yaumul Mahabbah" adalah hari pernikahan Imam Ali as dan Sayidah Fatimah as yang terjadi pada tahun kedua Hijriah, tanggal 1...

Ahlulbait

Syahadah IMAM MUHAMMAD AL JAWAD

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartaMenyampaikanDuka Cita yang MendalamAtas Hari Syahadah IMAM MUHAMMAD AL JAWAD29 Zulqaidah Sesungguhnya Imam Jawad adalah manifestasi...

Ahlulbait

Kelahiran Imam Ali bin Musa Ridha

March 2, 2023

Hari ini bertepatan dengan kelahiran Imam Ali bin Musa Ridha yang dimakamkan di kota Mashhad. Beliau digelari berbagai nama dan...

Ahlulbait

Hari Kelahiran Imam Ali Arridha as

March 2, 2023

UNDANGAN OFFLINE بِسۡـــــــمِ اللّٰهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ Mengundang para pecinta Ahlulbayt untuk memperingati Hari Kelahiran Imam Ali...

Next Post
Harapan Pemerintah Yordania demi Persatuan Umat Islam

Harapan Pemerintah Yordania demi Persatuan Umat Islam

Webinar "Pendekatan Antar Madzhab Urat Nadi Kemajuan Muslimin"

Cita-cita Ulama Besar Ayatullah Ali Tasykhiri dalam Melakukan Pendekatan Antar Madzhab Harus Dilanjutkan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist