ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Taubat dan Permohonan Maaf: Upaya untuk Menggapai Ampunan-Nya

by admin
October 27, 2017
in Akhlak
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta –  Dalam Islam terdapat suatu aktivitas yang dinamakan taubat. Apabila seorang hamba Allah berbuat dosa, lalu ia ingin menyucikan dirinya dari dosa maka ia harus bertaubat. Taubat menjadi penting karena setiap manusia tidak pernah lepas dari dosa. Setiap saat atau setiap waktu, manusia cenderung berbuat dosa, baik itu disengaja maupun tidak sengaja. Jadi, adanya taubat ini untuk menghapus dosa kita. Coba kita bayangkan apabila tidak ada yang namanya taubat, semua manusia akan bingung pada saat hisab karena dosa-dosanya terlalu banyak menumpuk.

Taubat dan kembali kepada Tuhan yang senantiasa disertai dengan penyesalan dari dosa-dosa yagn lalu dan memutuskan untuk menjauhi dosa di masa akan datang serta menebus segala perbuatan (buruk) yang telah dikerjakan dengan mengerjakan perbautan-perbuatan baik. Terdapat banyak ayat yang menyinggung persoalan ini, namun untuk menyingkat ruang dan waktu, kami hanya akan menyebutkan satu ayat dari ayat-ayat yang ada. Allah Swt berfirman, “Huwalladzi yaqbal al-taubah ‘an ‘ibâdihi ya’fu ‘an al-sayyiati.” Dialah yang menerima taubat dari para hamba-Nya dan memaafkan segala kesalahan.” (Qs. Al-Syura [42]:25)

Hakikat “taubat” adalah penyesalan dari dosa. Keniscayaan taubat adalah keputusan serius untuk meninggalkan dosa di masa mendatang dan bertekad untuk menebus segala perbuatan yang dapat dilakukan. Menyebut isitighfar juga merupakan penjelas atas makna ini. Dengan demikian rukun-rukun taubat dapat disimpulkan dalam lima perkara: Pertama, meninggalkan dosa. Kedua, penyesalan. Ketiga, keputusan untuk meninggalkan dosa. Keempat, menebus segala kesalahan di masa lalu. Kelima, istighfar.

Maaf Ilahi yang mencakup orang-orang yang layak dan mereka adalah orang-orang beriman yang dulunya memandang enteng amalan atau terkontaminasi perbuatannya. Apabila mereka tercakup dalam maaf Ilahi dan layak untuk hal itu maka mereka akan tergabung dengan kelompok ahli surga dan apabila tidak tersangkut dengan ampunan Ilahi maka mereka akan digiring ke neraka. Namun ma’wa dan kedudukan mereka bukan di situ dan mereka tidak akan tinggal di tempat itu selamanya.

Kembali kami ingatkan bahwa maaf Ilahi bersyarat pada kehendak-Nya dan karena itu merupakan masalah umum dan bukan tanpa syarat, dan kehendak-Nya hanya terkait dengan orang-orang yang dapat membuktikan kelayakannya mendapatkan maaf Ilahi.

Karena itu, Allah Swt yang merupakan Sang Pencipta manusia dan Mahamengetahui seluruh tipologi manusia bahwa tersucikannya manusia dari segala dosa (betapa pun besar dosanya) sebagai sesuatu hal yang mungkin dan menyeru setiap orang kepada ampunan-Nya dan memberikan janji ampunan dan maaf sedemikian sehingga putus harapan dari ampunan dan maaf Tuhan dipandang sebagai dosa yang paling tinggi dan paling besar. Seluruh nabi Ilahi diutus untuk menyampaikan manusia kepada samudera tak-terbatas rahmat Ilahi sedemikian sehingga Rasulullah Saw disebut sebagai Nabi al-Rahmat (Nabi yang penuh kasih).

Apabila seorang mukmin menjaga imannya hingga akhir hayatnya, tidak melakukan dosa-dosa yang menyebabkan hilangnya taufik darinya, tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan su’ul khatimah (akhir yang buruk, unhappy ending), dan tidak condong kepada keraguan atau pengingkaran, singkat-nya jika ia meninggal dunia dalam keadaan mukmin, maka ia tidak akan mengalami siksa yang abadi, dosa-dosa kecilnya akan diampuni lantaran ia menjauhi dosa besar, dan akan diampuni pula dosa-dosa besarnya jika ia melakukan taubat dengan segenap syarat-syaratnya.

Namun, jika ia tidak sempat melakukan taubat, ketabahannya dalam menanggung berbagai musibah dan kesulitan dunia dapat meringankan beban dosa-dosanya, berbagai kesulitan dan goncangan alam barzakh serta tahap-tahap awal nusyur (kebangkitan) dan Hari Kiamat. Apabila dosa-dosa dan kesalahannya itu masih juga belum bisa disucikan dengan itu semua, syafa’at akan melakukan perannya untuk menyelamatkannya dari neraka. Syafa’at ini merupakan manifestasi rahmat Tuhan yang paling besar yang dianugerahkan kepada para kekasih-Nya, khususnya Rasul Saw dan Ahlul Baitnya yang mulia.

Akan tetapi pada saat yang sama, mereka tidak boleh merasa aman dari makar Tuhan. Hendaknya mereka waspada sehingga tidak melakukan suatu perbuatan yang menyebabkan mereka su’ul khatimah (akhir buruk) dan tercabutnya iman pada saat ajal datang menjemput. Dan seyogyanya mereka tidak terikat dengan perkara-perkara duniawi, dan jangan sampai mengakar dalam hati-hatimereka sedemikian sehingga mereka meninggalkan dunia ini dalam keadaan Tuhan murka kepadanya (semoga Allah Swt melindungi kita dari hal ini).[]

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Akhlak Mulia Pecinta Ahlulbait
Akhlak

Akhlak Mulia Pecinta Ahlulbait

November 11, 2024

Pecinta Ahlulbait , atau keluarga suci Nabi Muhammad SAW, diajarkan untuk menunjukkan akhlak mulia yang menjadi ciri khas Islam. Akhlak...

Sombong, Ciri Iblis dan Pembunuh Imam Husein
Akhlak

Sombong, Ciri Iblis dan Pembunuh Imam Husein

July 24, 2024

Hujatul Islam Wal Muslimin, Sheikh Hussein Ansarian mengungkapkan bahwa sifat keras kepala dan kesombongan berakar dari materialisme manusia yang lahir...

Zakat atas Nikmat-Nikmat yang Lain
Akhlak

Zakat atas Nikmat-Nikmat yang Lain

June 23, 2024

Dalam makna zakat yang luas, dalam setiap karunia ada zakat yang harus dikeluarkan dimana dengan melaksanakan zakatnya, maka karunia itu...

GELAR AMIRUL-MU’MININ KHUSUS UNTUK IMAM ALI BIN ABI THALIB*
Akhlak

GELAR AMIRUL-MU’MININ KHUSUS UNTUK IMAM ALI BIN ABI THALIB*

June 25, 2024

Imam Ali bin Abi Thalib (as) memiliki banyak gelar: Amirul-Mu’minin, al-Washi, al-Wali, al-Murtadha, Sayyidul-Arab, Sayyidul-Muslimin, Aqdha al-Ummah, Ya’sub al-Din, Ya’sub...

Wasiat Imam Muhammad Al Baqir as
Akhlak

Wasiat Imam Muhammad Al Baqir as

June 15, 2024

Di antara wasiat yang disampaikan Imam Muhammad Al Baqir as kepada salah seorang dari putra beliau adalah: يا بني إذا...

Merayakan Hari Raya Idul Fitri: Kekhususan dan Pesan Moral
Akhlak

Merayakan Hari Raya Idul Fitri: Kekhususan dan Pesan Moral

April 18, 2024

Khutbah Pertama Hari raya Idul Fitri, sebuah momen yang penuh makna bagi umat Muslim di seluruh dunia, kembali hadir dengan...

Next Post

Hakekat Filsafat Ghaibah baru akan Jelas selepas Imam Mahdi As Muncul

Mukmin Sejati Menyeimbangkan Ilmu dan Amal

Malas dan Jenuh adalah Kunci Segala Kejahatan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist