ICC Jakarta – Ketika setan diusir dari hadapan Allah Swt dia bersumpah untuk menyesatkan manusia. Setan berkata, “Sekarang, Adam telah menjadi khalifah Allah dan aku telah dilaknat dan terusir. Maka semaksimal mungkin aku akan menyiksa dan menyesatkan anak Adam.” Kemudian untuk menguji manusia Allah Swt pun memberikan jalan kepada setan.
Namun demikian, penciptaan setan pun didasarkan hikmah dan rahmat. Setan berkata kepada Allah Swt, Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas (yang diikhlaskan Allah) di antara mereka(QS. Shad: 82-83).
Singkatnya, setelah Iblis diusir dari hadapan Allah Swt dia meminta tempo kepada Allah Swt hingga masa munculnya Imam Zaman as. Allah pun memberi waktu kepadanya hingga masa kemunculan Imam Zaman, bukan hingga hari kiamat.
Kemudian Iblis berkata, Aku benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian aku akan datangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (QS. Al-A`raf: 16-17).
Iblis akan mendatangi anak Adam dari empat penjuru. Dia akan mengalahkan anak Adam dengan uang, syahwat dan dunia. Dia akan membuat dunia begitu indah dalam pandangan anak Adam hingga mereka melupakan dirinya. Lalu dia menutup jalan yang benar dari empat arah.
Sebagaian mufassir menjelaskan kata-kata “aku akan datangi mereka dari hadapan mereka” ialah aku akan membuat dunia begitu indah dalam pandangan anak Adam. Aku akan menawan anak Adam dengan uang, kedudukan, dan syahwat hingga mereka bersedia tunduk di hadapan semua kehinaan, hingga mereka bersedia melakukan dosa apa pun.
Adapun kata-kata “dan dari belakang mereka” ialah aku akan berusaha menjadikannya lupa kepada akhirat. Adapun ungkapan “dari kanan mereka” ialah aku akan berusaha supaya dia tidak memiliki hubungan dengan kebaikan dan orang-orang baik. Kemudian ungkapan “dan dari kiri mereka” ialah aku akan tunjukkan kepadanya jalan yang sesat. Alhasil, setan menebarkan seluruh perangkapnya kepada anak Adam.
Orang-orang menulis bahwa Almarhum Syekh Hasan Ali Nakhudaki pernah berkata, “Aku lihat bahwa pada sembilan puluh sembilan persen usahanya, setan menyuruh orang berbuat baik, demi mengambil kepercayaannya. Lalu pada usaha yang keseratus, barulah dia menyuntikkan racunnya. Oleh sebab itu, kita harus selalu waspada.”
Setan dapat menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Jika dia menampakkan diri dalam bentuk aslinya tentu tidak akan ada orang yang mau mendengar perkataannya. Kadang-kadang setan menampakkan diri sebagai seorang teman yang baik, dengan mengenakan pakaian agama. Kita harus meminta perlindungan kepada Allah Swt dari kejahatan setan, jin, dan manusia, dari kejahatan pikiran-pikiran setan, dari setan-setan yang ada dalam diri, dan dari nafsu ammarah.
Lari dari Setan
Saat setan mengepung manusia dari empat penjuru, apa yang harus dilakukan?
Dalam riwayat disebutkan, saat setan mengatakan akan mendatangi manusia dari empat penjuru, para malaikat sangat sedih dan khawatir. Mereka merasa kasihan kepada anak Adam.
Para malaikat berkata, “Ya Allah, saat anak Adam dikepung dari empat penjuru, apa yang akan terjadi pada mereka?” Allah Swt berkata, “Wahai para malaikat-Ku, Aku telah membukakan dua jalan bagi anak Adam, jika mereka mengangkat tangannya ke arah langit dengan penuh ketundukan saat berdoa lalu meletakkan keningnya ke tanah dengan penuh khusyuk, maka Aku akan ampuni dosanya selama tujuh puluh tahun.”[Bihar al-Anwar, jil. 60, hal. 155]
Kita semua pasti dikalahkan setan kecuali jika Allah Swt menolong kita. Setiap saat setan membisikkan bisikannya kepada kita. Oleh karena itu kita harus berdoa dengan mengangkat tangan dan memohon perlindungan kepada Allah, atau bersujud kepada-Nya dan memohon pertolongan-Nya. Allah Swt Maha Pengasih, dan jangan sekali-kali kita berputus asa dari rahmat-Nya.
Allah Swt berfirman, “Siapa saja yang dengan khusyuk dan penuh ketundukan mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, atau bersujud, maka Aku akan mengampuni dosanya selama tujuh puluh tahun.” Subhanallah, sungguh Dia, Tuhan yang sangat pengasih.
Dalam doa bulan Sya`ban disebutkan, “Bulan Sya`ban yang dipenuhi dengan rahmat dan ridha Allah.” Dalam bulan Sya`ban Allah sedemikian mengucurkan rahmat-Nya hingga orang tidak perlu mengumpulkannya. Dan pada bagian akhir doa: “Engkau telah mewajibkan rahmat dan ridha-Mu bagiku.” (dw/LI/ Dikutip dari buku Avatar Cinta karya Habibullah Farakhzad, terbitan Nur Al Huda)