ICC Jakarta – Ziarah merupakan salah satu amalan yang sangat diperhatikan oleh orang-orang syiah. Mereka senantiasa membaca ziarah kepada para Imam Suci Ahlulbait As dan keturunan mereka. Tentunya, isi dan kandungan yang ada dalam doa dan ziarah itu tidak lepas dari ajaran para Imam Suci Ahlulbait As dan ‘Ulama Islam. Oleh karena itu, doa dan ziarah-ziarah yang ada sekarang pada kenyataannya adalah doa dan ziarah-ziarah yang bersumber dan diajarkan dari para Imam Suci Ahlulbait As serta ulama’.
Beberapa Contoh Ziarah itu adalah:
- Ziarah Âl-Yasin
Ziarah Âl-Yasin merupakan salah satu ziarah yang sangat terkenal dan juga mashur yang berasal dari Imam Mahdi As. Perawi ziarah ini adalah Abu Ja’far Muhammad bin ‘Abdullah bin Ja’far Al-Hamiri, dimana menurut pandangan para ahli Hadis dan Rijal, ia adalah tokoh besar lagi dapat dipercaya[1].
Ziarah ini dimulai dengan salam sebanyak 23 kali salam. Salam pertama ditujukan untuk Âl-Yasin (keluarga suci Nabi Muhammad Saw), dan salam-salam berikutnya disampaikan kepada Imam Mahdi As. Salam yang disampaikan kepada mam Mahdi As itu menggunakan laqab dan gelar yang kesemuanya adalah milik Imam Mahdi As. Setelah itu, ziarah dilanjutkan dengan pengakuan sang penziarah bahwa akidah yang ia anut tersebut adalah hak dan benar dengan meminta Imam Mahdi As sebagai saksi atas itu. Akhirnya, ziarah tersebut diakhiri dengan sebuah pembaharuan janji dan kesetiaan sang penziarah kepada Auliya’.
Menurut sebagian ulama’, ziarah ini adalah ziarah yang paling sempurna, yang bersumber dari Imam Mahdi As dan dapat dibaca kapan saja. Dari sisi sanad, ziarah ini adalah sahih dan mu’tabar. Ziarah ini juga tertera dalam kumpulan hadis dan doa-doa penting[2].
Hingga sekarang, banyak diantara orang-orang syiah yang istiqamah dalam membaca ziarah tersebut dengan dilanjutkan membaca doa untuk terkabulnya hajat dan cita-cita mereka. Bahkan disebagian daerah dan tempat tertentu, mereka membaca ziarah tersebut dengan cara berjama’ah dengan membentuk sebuah majlis doa.
- Ziarah al-Nâhiyah al-Muqaddasah
Ziarah ini adalah satu amalan ziarah yang dinisbatkan kepada Imam Mahdi As. Penisbatan kepada Imam Mahdi disamping telah (takyid) dikuatkan oleh sebagian ulama’, juga memiliki kandungan makna yang sangat dalam[3]. Sekalipun, sebagian Ulama’ lainnya masih ada yang ragu dengan mengatakan bahwa ziarah ini tidak bersumber dari Imam Mahdi As. Mereka mengatakan bahwa ziarah ini berasal dari Sayid Murtadha[4]. Selain itu, ada juga Ulama’ lain yang mengatakan bahwa awal mula ziarah ini berasal dari Imam Mahdi As, akan tetapi demi menyesuaikan dan melengkapi pemahaman, Sayid Murtadha kemudian menambahkan sedikit matlab dalam ziarah tersebut[5].
Teks ziarah tersebut berisi senandung untuk Imam Husain As dan Syuhada’ di Karbala. Dalam teks ziarah ini, selain nama mereka disebutkan satu persatu, seluruh nama para pembunuhnya juga disebutkan dengan jelas.
Ziarah tersebut dimulai dengan kalimat berikut ini, “Al-salâmu’alaik yâ awwala qatîl min nasl khair salîl…. ”
Sekalipun ziarah ini tidak dicantumkan dalam kitab Mafâtîh al-Jinân, bukan berarti bahwa ziarah ini memiliki kandungan dan nilai yang rendah. Akan tetapi ia memiliki kandungan yang sangat dalam sehingga sebagian ulama’ sangat menaruh perhatian terhadapnya.
Ziarah ini sebagaimana ziarah ‘asyura, dibaca ketika hari ‘Asyura atau hari kesepuluh bulan Muharram. Sekalipun, di hari-hari lainnya juga sangat dianjurkan untuk membaca kedua ziarah tersebut.
Terkait dengan hal ini, Syaikh Mufid yang merupakan perawi pertama Ziarah Nahiyah dan Syaikh Muhammad bin Masyhadi mengatakan bahwa ziarah tersebut khusus untuk dibaca dihari ‘Asyura atau hari kesepuluh bulan Muharram saja. Sedangkan ulama’ lainnya seperti Sayid Murtadha, Sayid bin Thawus, dan ‘Allamah Majlisi mengatakan bahwa ziarah tersebut adalah ziarah muthlaqah[6] (yaitu, ziarah tersebut dapat dibaca di waktu dan hari selain hari ‘Asyura)
- Ziarah Rajabiyah
Ziarah ini diriwayatkan oleh Abul Qasim Husain bin Ruh, yang didapatkan dari Imam Mahdi As[7].
Selain beberapa ziarah yang telah disebutkan di atas, masih sangat banyak ziarah-ziarah lain yang juga dinisbatkan kepada Imam Mahdi As, yang tidak mungkin untuk disebutkan disini satu persatu. Oleh karena itu, bagi yang berminat untuk mengetahuinya, silahkan merujuk kepada kitab-kitab doa dan ziarah. (Dars Nameh Mahdawiyat II, Khuda Murad Salimiyan)
Catatan Kaki
[1]. Ahmad bin Ali Thabarsi, Ihtijâj, Masyhad, Murtadha, 1403 HQ, jil. 2, hal. 492.
[2]. Nuri, Mirza Husain, Mustadrak al-Wasâil, Qum, Muassasah Âl Al-Bait As, 1408 HQ , jil. 10, hal. 364; Muhammad baqir Majlisi. Bihâr al-Anwâr, Beirut, Muassasah al-Wafa’, 1404 , jil. 53, hal. 171.
[3]. Muhammad baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, Beirut, Muassasah al-Wafa’, 1404 HQ, jil. 98, hal. 328.
[4]. Ibid, hal. 231, hadis 38.
[5]. Ibid, hal 231, hadis 38.
[6]. Ibid, jil. 98, hal. 328, hadis 9.
[7]. Muhammad Hasan Thusi, Mishbâh al-Mujtahîd wa Silâh al-Muta’abbid, Beirut, Muassasah Fiqh Syiah, 1410 HQ, hal. 821.