ICC Jakarta – Sempitnya rezeki bukan hal yang mudah dihadapi bagi sebagian orang. Beragam cara dilakukan untuk mencari jalan penyelesaian; dari yang lurus-lurus saja hingga ada yang gelap mata sampai rela menerobos rambu-rambu agama.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula; sebuah peribahasa yang mungkin tepat untuk menggambarkan orang yang seret rezekinya namun menempuh jalur “tak wajar” sebagai jalan keluar. Bukan solusi yang didapat akan tetapi justru terjerumus makin dalam atas permasalahan yang dihadapi.
Imam Baqir as berkata, “Ketika Seorang hamba melakukan dosa, dikarenakan dosa tersebut rejekinya menjadi sempit.” (Al-Kafi, jilid 2, hal 270).
Ketika seseorang sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menjemput rezekinya, akan tetapi jalan buntu selalu menghadang, lantas apalagi harus dilakukan? Masih adakah cara lain?
Beristighfar dan memohon ampun pada Allah Swt. adalah cara tepat yang diajarkan dalam Islam.
Imam Ali as berkata, “Ketika rezekimu sempit maka meminta ampunlah dan beristighfar kepada Allah swt sehingga Dia melimpahkan rejekimu.” (Tuhaful ‘Uqul, hal 174).
Serta Allah Swt berfirman dalam Q.S Hud, ayat 3;
وَ أَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتاعاً حَسَناً إِلى أَجَلٍ مُسَمًّى…
“Dan hendaklah kalian memohon ampunan kepada Tuhan kalian dan bertobat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepada kalian sampai waktu yang telah ditentukan…”
Ayatullah Makarim Syirazi dalam menafsirkan ayat ini (dengan memperhatikan ayat-ayat sebelumnya) berkata bahwa ketika seseorang meng-Esa-kan Allah Swt., mengimani Nabi-Nya, dan beristighfar maka Allah akan menganugerahkan kebahagiaan dan kenikmatan selama hidup di dunia kepadanya. (Tafsir Nemuneh, jild 9, hal 11).
Dari hadis dan ayat al-Quran ini, bisa dipahami bahwa beristighfar itu mempunyai pengaruh dalam kehidupan kita dan ia mempunyai kekuatan tersendiri dalam mengubah keadaan kita sebagai manusia. Lalu yang harus diperhatikan selanjutnya adalah memohon ampun secara berkesinambungan dan dengan hati merendah kepada Keagungan Allah Swt. disertai juga harapan akan Rahmat-Nya.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah menghindari hal-hal yang membuat rezeki seret. Rasulullah Saw bersabda “Siapa saja yang tidak memenuhi hak-hak saudara sesama Muslim, Allah Swt akan mengambil keberkahan rezekinya, kecuali dia bertaubat.” (Amali Shaduq, hal 350).
Dari sini kita dapati bahwa dengan beristighfar dan bertaubat dan memenuhi hak-hak saudara sesama Muslim maka inshaAllah, Allah Swt. akan membukakan kembali pintu-pintu rezeki yang sedang tertutup. (Sutia/MZ)