ICC Jakarta – Banyak keutamaan Sayidah Zahra sa yang disebutkan dalam sumber-sumber riwayat, tafsir dan sejarah Syiah dan Ahlu Sunah. Sebagian keutamaan-keutamaan itu didasarkan pada al-Qur’an seperti ayat tathir dan ayat mubahalah. Dalam keutamaan-keutamaan seperti ini, asbab nuzul ayat-ayat tersebut berkenaan dengan Ahlul bait as dimana Fatimah sa adalah salah seorang diantara mereka. Serentetan keutamaan-keutamaan lain juga disebutkan dalam riwayat-riwayat.
Kemaksuman
Menurut Syiah, Sayidah Fatimah sa adalah suci dari noda dan dosa (maksum). Menurut ulama Syiah, Fatimah Zahra sa adalah salah satu manifestasi dari ayat Tathir; yaitu ayat yang menetapkan kesucian (ishmah) lima manusia suci dan Imam-imam Syiah. Keterangan pertama dari sejarah yang mengetengahkan kesucian sayidah Fatimah pasca wafatnya Nabi Saw adalah berujung pada peristiwa perampasan Fadak yang manaImam Ali As menegaskan kesucian Sayidah Fatimah sa dengan bersandar pada ayat Tathir dan memandang salah tindakan Abu Bakar dalam merampas Fadak dari Fatimah dan meyakini kebenaran atas tuntutan Fatimah sa akan Fadak.
Selain Syiah, dalam sumber-sumber riwayat Ahlusunnah juga terdapat riwayat-riwayat Nabi saw yang menegaskan bahwa Nabi saw berdasarkan ayat Tathir meyakini Ahlulbaitnya, yakni Fatimah sa, Ali as, Hasan as, dan Husain as suci dari segala bentuk dosa.
Ibadah Fatimah sa
Sayidah Fatimah sa sebagaimana halnya Nabi saw sangat gemar beribadah. Waktu-waktu pokoknya digunakan untuk salat dan munajat. Sekian banyak dari para pengunjungnya dan kerabat-kerabatnya sering kali melihat beliau dalam keadaan membaca Alquran. Dalam sebagian sumber disebutkan bahwa ketika Sayidah Fatimah sa sedang sibuk membaca Alquran banyak anugerah-anugerah gaib yang turun. Sebagai contoh, ketika Salman menyaksikan penggilingan batu Sayidah Fatimah sa berputar sendiri saat beliau berada disampingnya sambil membaca Alquran ia terheran-heran, dan akhirnya menyampaikan kejadian itu pada Nabi saw. Beliau menjawab:”Allah swt mengirim Jibril untuk memutarkan penggilingan batunya”. Lamanya salat, bangun malam untuk ibadah puasa dan ziarah ke makam para syuhada adalah sejumlah kriteria-kriteria perilaku Sayidah Fatimah sa yang sangat diakui oleh penuturan-penuturan Ahlulbait as, sebagian sahabat dan para tabiin. Kriteria ini menjadi sebab penisbatan beberapa salat, doa-doa dan tasbih-tasbih kepada Sayidah Fatimah sa yang terdapat dalam kitab-kitab doa dan munajat. []