ICC Jakarta – Bersamaan dengan kepastian akan keghaiban Imam Mahdi As, Nabi dan para Imam Maksum Ahlulbait As juga menjelaskan bahwa keghaiban Imam Mahdi As terdiri dari dua; ghaib sughra (ghaib sedang) dan ghaib kubra (ghaib mayor)[1].
Macam-macam keghaiban Imam Mahdi As dapat ditemukan dari hadis-hadis Nabi Saw dan para Imam Suci Ahlulbait As. Diantaranya adalah:
Zurarah meriwayatkan, “Aku mendengar Imam Shadiq As bersabda, “Sesungguhnya Al-Qaim As akan mengalami dua macam keghaiban. Pada salah satu keghaibannya, ia masih sering kembali. Sedangkan dalam keghaiban yang satunya, ia tidak akan diketahui dan ia akan tinggal. Akan tetapi, ia akan datang pada setiap tahun, tepatnya pada musim ibadah haji. Ia dapat melihat manusia akan tetapi manusia tidak melihatnya.”[2]
Berkaitan dengan masa dan jangka waktu tentang keghaiban Imam Zaman As, Imam Shadiq As bersabda, “Al-Qaim As akan mengalami dua macam keghaiban. Salah satu dari ghaibah tersebut berumur singkat sedangkan yang lainnya lama dan panjang. Pada ghaibah pertama, hanya orang-orang syiah tertentu saja yang mengetahui tempat keberadannya. Sedangkan ghaibah yang kedua, hanya khasshatu mawâlîh (pembantu khususnya) saja yang mengetahui kediamannya.[3]”
Perlu diketahui bahwa Imam Mahdi As pada saat ayahandanya masih hidup, ia juga pernah hilang dan tidak nampak dari pandangan. Artinya bahwa semenjak ia dilahirkan, tidak semua orang mampu berjumpa dengannya. Oleh karenanya, maka sebagian orang mengatakan bahwa keghaibannya dimulai semenjak ia dilahirkan.[4]
Lamanya Masa Keghaiban Imam Mahdi As
Beberapa riwayat menyebutkan tentang lama dan panjangnya masa keghaiban Imam Mahdi Afs, diantaranya:
Imam Ali As bersabda, “Al-Qaim dari kami akan ghaib dalam masa yang sangat lama.[5]”
Nabi Muhammad Saw juga bersabda, “Kesembilan dari mereka adalah Al-Qaim. Ia berasal dari Ahlulbaitku. Ia adalah Mahdi Umatku. Dari sisi perangai, perkataan, dan perbuatannya, ia adalah orang yang paling mirip denganku. Ia baru akan muncul setelah melewati masa keghaiban yang sangat lama.”[6]
Tentang hal ini, Imam Hasan Al-Mujtaba As juga bersabda, “Ia adalah keturunan yang kesembilan dari keturunan saudaraku, Al-Husain As. Ia adalah anak dari putri seorang budak yang sangat mulia. Allah Swt akan memperlama usianya dalam masa keghaibannya.[7]”
Dalam menjawab pertanyaan “Mengapa Imam Mahdi As dijuluki dengan sebutan Al-Muntazhar (yang ditunggu)?”,Imam Jawad As berkata, “Sesungguhnya ia akan melewati masa keghaiban yang cukup lama. Sehingga dengan demikian, orang-orang yang ikhlas senantiasa menantikan kemunculannya.”[8]
Oleh karenanya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hadis-hadis tentang keghaiban Imam Mahdi As secara umum telah disampaikan oleh Nabi Saw dan para Imam Suci Ahlulbait As kepada masyarakat. Mereka juga telah menjanjikan bahwa selepas melewati masa keghaiban yang mayor, Imam Mahdi As pasti akan muncul. Dan masa ketika ia muncul akan dinamai dengan ‘Ashr Dhuhur.(Dars Nameh Mahdawiyat II, Khuda Murad Salimiyan)
Catatan Kaki:
[1]. Muhammad bin Nu’man (SyaikhMufid), Al-Irsyâd, Qum, Konggres Syaikh Mufid, 1413 HQ, jil. 2, hal. 339.
[2]. Muhammad bin Ibrahim Nu’mani, Al-Ghaibah, Teheran, Maktabah Al-Shaduq, 1397 HQ, hal. 175, hadis 15.
[3] . Muhammad bin Ya’qub Kulaini, Kâfi, Teheran, Darul Kutub Al-Islamiyah, 1365 HS, jil. 1, hal. 340.
[4]. Muhammad bin Nu’man ‘Ukhbari (SyaikhMufid), Al-Irsyâd, Qum, Konggres Syaikh Mufid, 1413 HS, jil. 2, hal. 340.
[5]. Muhammad bin Ali bin Husain bin Babawaih Shaduq, Kamâl al-DînwaTamâm al-Ni’mah, Qum, Darul Kutub Al-Islamiyah, 1395 HQ, jil. 2, hal. 303.
[6]. Ali bin Muhammad Khazaz Qumi, Kifâyah al-Atsar, Qum, Bidar, 1401 HQ, hal. 10.
[7]. Ibid, jil. 1, hal. 315.
[8]. Muhammad bin Ali bin Husain bin Babawaih Shaduq, Kamâl al-DînwaTamâm al-Ni’mah, Qum, Darul Kutub Al-Islamiyah, 1395 HQ, jil. 2, hal. 378.