- Makna Hurr
Sekaitan dengan hurr banyak dijelaskan pada beberapa ayat dan riwayat[2] di antaranya:
1. Wajah cantik rupawan.[3]
2. Mencintai suaminya dan tidak memperhatikan orang lain.[4]
3. Tidak memiliki darah haidh dan darah keperawanan.[5]
4. Istri yang senantiasa perawan.[6]
5. Istri yang senantiasa suci dari pelbagai noda.[7]
6. Dalam kecantikan laksana mutiara, marjan dan ruby.[8]
6. Wanita-wanita yang tidak pernah disentuh selain oleh suami-suami mereka.[9]
- Sanad Hadis
Disebutkan bahwa hadis ini juga diriwayatkan pada literatur lainnya dengan silsilah sanad yang berbeda – seperti Asma binti Umais.[13] Para perawi riwayat ini secara umum mendapatkan tautsiq dan sanad hadisnya juga memperoleh pengakuan.
- Makna Hadis
- Makna luar dan lahir: Makna lahir dari hadis di atas dapat dijelaskan dengan mengutip sabda Rasulullah Saw tentang Fatimah Sa. Beliau bersabda, “Fatimah adalah seorang bidadari yang diciptakan dalam bentuk sebagaimana manusia.” Artinya bahwa Fatimah al-Zahra adalah laksana bidadari surga yang dicipta dari cahaya bukan dari tanah dan memiliki sifat-sifat bidadari surga. Badannya tidak terpengaruh oleh materi dan tidak ternodai oleh hal-hal material. Karena itu, tatkala datang bulan (haidh) ia tidak melihat darah namun dari sisi bentuk dan susunan lahir diciptakan sebagaimana manusia. Struktur fisik dan lahirnya serupa dengan manusia.
- Makna dalam dan batin: Manusia memiliki dua sisi dan dimensi dalam dirinya. Dimensi materi dan jasmani yang diciptakan dari tanah,[14]yang memiliki pengaruh dan keterikatan terhadap materi seperti berbentuk dan terbatas. Dimensi lainnya adalah dimensi batin atau mental dimana ruh Allah Swt yang ditiupkan pada diri manusia yang bahan fisiknya bersumber dari tanah.[15]Manusia memiliki martabat yang tinggi dan potensi yang tidak terbatas serta dalam mencapai derajat-derajat kesempurnaan yang nirbatas dan makrifat Ilahi yang tak berdemarkasi; karena tingkatan-tingkatan kesempurnaan Tuhan dan cahaya wujud-Nya tidak terbatas.
Sesungguhnya Fatimah Sa pada tingkatan pertama penciptaan sejenis dengan para bidadari dicipta dari tanah penuh cahaya surga. Tatkala Allah Swt menciptakan Adam, jisim cahaya Fatimah Sa berbentuk sebuah apel di surga dan pada malam mikraj, Jibril menyerahkan buah apel itu kepada Rasulullah Saw dan kemudian Rasulullah Saw memakan buah apel itu lalu benih Sayidah Fatimah terlahir dari apel surgawi tersebut.[18] Namun pada tingkatan keberadaannya di dunia ini dicipta sebagaimana manusia memiliki struktur fisik dan bentuk lahirnya sebagaimana manusia.
Kesimpulannya adalah bahwa jasmani mulia Fatimah Zahra Sa tidak memiliki efek materi dan sebagaimana para bidadari sangat jelita dan suci dari pelbagai noda dan hijab kegelapan. Namun diciptakan sebagaimana jenis manusia. [iQuest]