ICC Jakarta – Jamaah sangat banyak mengerumuni Imam Ali AS. Seorang laki-laki memasuki masjid. Pada kesempatan yang tepat ia bertanya kepada Imam Ali AS. Wahai Ali! Aku mempunyai pertanyaan: “Manakah yang lebih baik? Ilmu atau harta? Imam Ali menjawab, “Ilmu karena ilmu adalah warisan para Nabi sedangkan harta adalah warisan Qarun, Fir’aun dan Haman dan Syadad.
Lelaki yang telah mendapatkan jawaban itupun diam. Pada saat itu seorang laki-laki lain memasuki masjid sembari berdiri ia langsung bertanya, “Wahai Abal Hasan! Aku mempunyai sebuah pertanyaan, bolehkah aku bertanya?” Imam Ali AS dalam menjawab permintaannya bersabda, “Tanyakanlah!” Laki-laki yang berdiri di barisan paling belakang itu pun bertanya, “Manakah yang lebih baik: ilmu ataukah harta? Imam Ali bersabda, Ilmu lebih baik dari pada harta karena ilmu akan memeliharamu sedangkan kamu harus menjaga hartamu.” Laki-laki kedua ini tetap berada di Masjid meskipun ia telah telah puas dengan jawaban yang diterimanya.
Pada saat itu juga masuklah penanya ke -3. Ia juga mengulangi pertanyaan yang disampaikan oleh dua penanya sebelumnya. Imam Ali AS dalam menjawab pertanyaannya bersabda, “Ilmu lebih baik karena bagi seseorang yang alim akan mempunyai banyak teman sedangkan seseorang yang berharta mempunyai banyak musuh.
Belum selesai Imam Ali menjawab pertanyaan itu, masuklah orang ke -4 ke masjid. Ia duduk disamping temannya dan meletakkan tongkatnya di depan tempat duduknya. Ia mulai melemparkan pertanyaannya, “Wahai Ali! Ilmu yang lebih baik ataukah harta? Imam Ali AS dalam memberikan jawaban kepada orang itu bersabda, “Ilmu lebih baik karena jika ilmu diajarkan kepada orang lain akan berkembang, sedangkan harta jika dibagi-bagikan akan berkurang.”
Kini tiba penanya ke -5. Ia yang telah lama berada di masjid dan bersandar di salah satu tiang masjid segera mengajukan pertanyaan yang sama setelah Imam Ali AS selesai menjawab penanya sebelumnya. Imam Ali AS bersabda, “Ilmu lebih baik sebab orang yang berilmu cenderung untuk menjadi dermawan, sedang orang berharta cenderung untuk menjadi kikir dan pelit.
Dengan masuknya orang ke -6, maka pandangan-pandangan hadirin langsung beralih ke belakang. Salah satu hadirin itu pun nyeletuk, “Pasti dia juga ingin mengetahui bahwa ilmu lebih baik ataukah harta?”. Orang-orang yang mendengar suaranya pun menyeringai. Seorang laki-laki yang duduk disebelah temannya itu dengan suara lantang menyampaikan pertanyaannya, “Wahai Ali! Ilmu yang lebih baik ataukah harta?” Imam Ali AS menatap jamaah di depannya dan berkata, “Ilmu lebih baik karena bisa jadi harta akan diambil oleh pencuri, tapi tidak akan ada ketakutan bagi seorang alim dari pencurian terhadap ilmu yang dimilikinya. Laki-laki itu pun diam seketika. Jamaah pun menjadi gaduh. Apakah yang terjadi pada hari ini! Mengapa semua orang mengajukan soal yang sama? Pandangan penuh menakjubkan jamaah itu kadang jatuh kepada Imam Ali AS dan terkadang kepada jamaah yang baru datang.
Pada saat itu, penanya ke -7 yang telah memasuki masjid sebelum Imam Ali AS selesai menjawab pertanyaan sebelumnya duduk di antara jamaah itu. “Wahai Abal Hasan! Apakah yang lebih baik? Ilmu ataukah harta?”. Imam Ali kembali mengangkat tangan mulia beliau sebagai isyarat supaya jamaah diam dan bersabda, “Ilmu lebih baik daripada harta karena harta akan usang jika dimakan oleh waktu sedangkan ilmu tidak akan usang sedikitpun jika ditelan oleh masa.
Seorang laki-laki bangkit dari tempat duduknya untuk mendekati temannya. Ia membisikkan ke telinga temannya dan sembari membisikkan sesuatu dengan lirih, “Pantas saja jika Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aku kota ilmu dan Ali-lah gerbangnya” Segala sesuatu yang kita tanyakan, maka ia akan memberikan jawaban. Lebih baik kita kabarkan kepada masyarakat jangan lagi kemari sehingga kepintarannya tidak akan banyak diketahui oleh orang-orang. Namun lawan bicaranya itu segera menimpali, “Siapa tahu ia tidak mampu untuk menjawab sisa-sisa pertanyaan yang akan diajukan kepadanya. Dengan begitu, keburukannya akan terbongkar dan kita akan sampai ke tujuan kita. Seorang laki-laki yang agak jauh duduk dari dua laki-laki yang tengah sibuk memperdebatkan tentang kelanjutan pertanyaan itu, dengan cemas berkata, “Bagaimana jika ia mampu menjawab?”. Pasti kedok kita sendiri yang akan terbongkar.
Seorang laki-laki lainnya dengan tenang berkata, “Gerangan apa yang terjadi?” Secepat inikah kalian akan melanggar janji yang telah kita sepakati? Bukankah kita harus mengatakan segala sesuatu yang berseberangan dengan perkataan Nabi Muhammad SAW?!
Pada saat itulah masuk seorang laki-laki ke -8 memasuki masjid dan ia menanyakan soal yang telah ditanyakan oleh teman-temannya. Imam Ali dalam menjawab pertanyaan itu bersabda, “Ilmu lebih baik karena harta hanya akan menemani pemiliknya hingga kematiannya, sedangkan ilmu disamping akan menemani pemiliknya di dunia juga akan menemani pemiliknya setelah kematiannya.
Majelis itu pun semakin larut dalam kesepian. Tidak ada suara apapun dalam masjid itu. Semua heran dengan jawaban yang diberikan oleh Imam Ali AS.
Penanya ke 9 memasuki masjid dan kecemasan mewarnai majelis itu. ”Wahai Ali! Manakah yang lebih baik? ILmu atau harta? Imam Ali bersadda, “Ilmu lebih baik karena harta akan menyebabkan kehasudan pada manusia sedangkan ilmu akan mendatangkan cahaya di hati manusia.”
Pandangan hadirin pun tertuju ke pintu masjid, seolah-olah menunggu penanya ke -10. Pada saat itu juga masuklah seorang laki-laki dengan menggandeng seorang bocah. Ia berdiri dibarisan akhir. Hadirin yang berfikir tidak akan ada lagi penanya lagi, memutar kepalanya ketika mendengar seorang laki-laki bertanya, “Wahai Abal Hasan, ilmukah yang lebih baik ataukah harta? Orang-orang melihat ke belakang dengan heran. Orang-orang mengerumuni Imam Ali ketika beliau menjawab, “Ilmu lebih baik karena orang kaya itu bisa saja akan sombong bahkan terkadang sampai menganggab dirinya sebagai Tuhan, sedangkan pemilik ilmu, ilmunya selalu akan membuatnya tunduk dan rendah hati.
Majelis itu pun kembali dipenuhi dengan sorakan. Ketika orang-orang hendak meninggalkan masjid, mereka mendengar Imam Ali AS bersabda, Jika semua orang menanyakan hal yang sama, maka aku akan memberikan jawaban yang berbeda untuk setiap penanya. (Kasykul Bahrani, Jil. 1, Hal. 27)
Menyambut hari kesyahadahan Imam Ali As dan malam-malam Lailatul Qadar. Teiring doa semoga kita semua bisa mengambil berkah dari malam-malam Lailatul Qadar. [SZ]