ICC Jakarta – Kedatangan Grand Syekh Al Azhar Ahmad At-Thayyeb ke Indonesia diikuti dengan foto-fotonya yang menjadi perhatian publik di lini masa media sosial. Salah satu foto yang beredar di Twitter memperlihatkan Syekh Ahmad salat dalam keadaan berdiri tanpa menumpangkan kedua tangannya di atas perut atau bersedekap.
Sejumlah orang dalam satu saf termasuk Cendekiawan Muslim Quraish Shihab bermakmum di belakang Imam Besar Masjid Al Azhar Mesir itu. Meski semua makmum bersedekap, mereka bersedekap dengan tata cara yang berbeda-beda.
Ada yang bersedap di antara perut dan dada, ada pula hanya menumpangkan kedua tangannya di atas dada. Akun @saiful_mujani mengunggah foto itu di akun twitternya, 3 Mei, tanpa memberikan keterangan tempat dan waktu.
Meski demikian, foto yang telah di-retweet empat ratus kali lebih itu mengundang ragam komenter. “Namanya beda mazhab,” tulis @WidasSetyo. “Masa mau dipaksakan.
Intelektual Nahdlatul Ulama Nadirsyah Hosen menulis, posisi tangan Syekh Ahmad yang tidak bersedekap menunjukkan Ulama 72 tahun itu bermazhab Maliki. Ragam tata sedekap yang tampak pada makmum juga mencerminkan mereka yang salat di belakang Sykeh Ahmad berlatar mazhab berbeda-beda.Meski demikian, salat tampak dilakukan secara khidmat. “Keragaman dalam keberagamaan itu indah,” tulis Nadirsyah di laman akunnya, 5 Mei .
Menurut Syekh Ahmad, umat Muslim harus mencari hal-hal yang sama, bukan mencari-cari hal-hal yang berbeda. Karena dengan demikian, persatuan umat Islam yang beragam mazhab ini dapat terwujud.
“Kita tidak boleh fanatik atas pandangan kita, dengan menganggap hanya dirinyalah yang benar, sedang orang lain sepenuhnya salah,” kata Syekh Ahmad ketika menyambangi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, 2 Mei, seperti dutulis oleh KH. Husein Muhammad dalam akun face booknya. Kiai Husein turut menyimak dan mencatat paparan Syeikh Azhar di PBNU.
Syeikh Ahmad berkunjung ke Indonesia dalam rangka Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Dunia di Bogor 1-3 Mei. Sejumlah ulama di berbagai dunia hadir, termasuk dari Saudi dan Iran.
Syekh Ahmad lahir di Qina 72 tahun lalu. Ia adalah Imam Besar Masjid Al-Azhar dan menempati jabatan tertinggi Syaikh Besar Al-Azhar di atas Mufti di Daarul Ifta, sekaligus juga merupakan jabatan tertinggi di Institusi Al-Azhar yang berpusat di Kairo. (YS/IslamIndonesia)