Pesawat tempur Israel menggempur Rumah Sakit Arab Al-Ahli sekitar tengah malam (13/4/2025) waktu setempat, memaksa rumah sakit terakhir yang masih berfungsi di Gaza utara itu berhenti total. Serangan ini memaksa pasien-pasien dalam kondisi kritis terlantar di jalanan, dengan setidaknya tiga di antaranya meninggal dunia setelah evakuasi darurat dilakukan mendadak.
Seorang jurnalis lokal yang bertugas di rumah sakit tersebut melaporkan bahwa militer pendudukan Israel sempat menghubungi seorang dokter di ruang gawat darurat dan memerintahkan evakuasi seketika.
Seperti biasa, militer Israel kembali mengulang dalih yang sama untuk menjustifikasi penghancuran rumah sakit terakhir di Gaza utara, dengan menuduh bahwa fasilitas itu digunakan sebagai “pusat komando dan kendali Hamas.”
Rumah Sakit Al-Ahli tercatat sebagai salah satu dari 36 rumah sakit yang dibom dan dibakar oleh pasukan pendudukan Israel sejak dimulainya genosida di Jalur Gaza. Kantor Media Pemerintah Gaza (GMO) menegaskan bahwa Israel telah melakukan kejahatan mengerikan dengan membombardir Rumah Sakit Al-Ahli di Kota Gaza, yang pada saat serangan menampung ratusan pasien.
“Rumah sakit ini, dengan berbagai departemen spesialisasinya, tengah merawat ratusan pasien, korban luka, tenaga medis, serta para pendamping ketika serangan terjadi. Rumah sakit ini memberikan layanan kesehatan bagi lebih dari satu juta warga Palestina di wilayah Gaza dan Gaza utara di tengah runtuhnya sistem kesehatan akibat genosida, blokade, dan pengeboman tanpa henti,” terang GMO.
Hamas turut mengecam keras serangan brutal ini, menyebutnya sebagai bagian dari rangkaian kejahatan perang yang terus dilakukan Israel terhadap Gaza.
“Kejahatan mengerikan ini menegaskan bahwa kita sedang berhadapan dengan entitas kriminal yang bebas dari hukum, terang-terangan melanggar hukum kemanusiaan, dengan perlindungan serta keterlibatan penuh dari Amerika Serikat, tanpa ada sedikitpun akuntabilitas internasional,” demikian pernyataan resmi Hamas pada Ahad (13/4/2025).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, juga mengecam keras serangan rudal Israel ke Rumah Sakit Al-Ahli, menyebutnya sebagai “kejahatan keji,” dan menegaskan bahwa serangan Israel ke rumah sakit serta pusat-pusat kesehatan di Gaza adalah bagian dari rencana sistematis untuk melenyapkan Palestina.
“Serangan terhadap fasilitas kesehatan di Palestina yang diduduki bukan sekadar pelanggaran terang-terangan terhadap Konvensi Jenewa 1949 dan prinsip hukum humaniter internasional, tetapi juga bagian dari rencana genosida dan pemusnahan Palestina,” tegas Baqaei melalui pernyataan resmi di kanal Telegram-nya pada Ahad malam.
Ia menambahkan bahwa para pendukung rezim Zionis, terutama Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman yang terus memasok dana dan persenjataan bagi Israel, memikul tanggung jawab langsung atas kejahatan-kejahatan ini.
Baqqaei juga mendesak agar kekebalan hukum yang selama ini dinikmati para pejabat kriminal Israel segera diakhiri, serta menuntut lembaga-lembaga internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk bertindak tegas menanggapi kejahatan brutal ini.
Ia menutup pernyataannya dengan menyerukan semua pemerintah dunia, khususnya negara-negara Islam, untuk mengambil inisiatif nyata guna menghentikan kejahatan Israel dan membawa para pelakunya ke pengadilan.
Sumber berita: https://en.abna24.com/
Sumber gambar: https://www.bbc.com/