ICC Jakarta – Diantara beberapa hal yang wajib dilakukan oleh para duta khusus Imam Mahdi As adalah:
1. Menjawab berbagai keraguan yang ada tentang Imam Mahdi As
Imam Mahdi As dilahirkan secara sembunyi-sembunyi dan hanya segelintir orang saja yang menjadi saksi akan kelahirannya, sehingga tidak heran sekiranya kaum syiah sendiri masih memiliki berbagai pertanyaan tentang Imam Mahdi As, satunya-satunya hujjatullah yang tersisa di muka bumi ini. Oleh sebab itu, salah satu kewajiban utama bagi para duta khusus Imam As adalah mampu menjawab berbagai persoalan yang berkaitan dengan Imam Mahdi As. Tanggung jawab berat ini lebih banyak diemban oleh duta khusus Imam pertama dan kedua.
Melihat akan berat dan pentingnya makam serta tugas yang mereka emban, maka selain harus memiliki sebuah karamah (berbeda dengan mukjizat, dimana mukjizat adalah khusus dimiliki oleh para Nabi dan Rasul), juga mendapat bantuan dari Imam Mahdi As dengan adanya tawqi’ darinya. Dari beberapa tawqi’ yang masih ada hingga saat ini, beberapa diantaranya adalah mengenai masalah ini[1].
2. Merahasiakan tempat keberadaan Imam Mahdi As
Dari berbagai hadis yang diriwayatkan oleh para duta khusus Imam, ditambah dengan adanya tawqi’ yang berasal dari Imam Mahdi As, dapat diketahui bahwa tempat persembunyian Imam Mahdi As, duta-duta khusus Imam tersebut memiliki dua tanggung jawab[2]. Selain harus merahasiakan tempat keberadaan Imam Mahdi As dari para musuhnya, mereka juga harus merahasiakannya dari orang-orang syiah itu sendiri.
Mereka juga senantiasa memperingatkan kepada bawahan mereka (para utusan kaum syiah yang berasal dari berbagai daerah pemukiman syiah) untuk senantiasa berhati-hati ketika menyebut nama Imam Mahdi As. Apabila tidak demikian, maka para utusan tersebut dapat saja secara tidak sadar akan mengatakan tempat persembunyian Imam As kepada para musuh.
3. Menjawab masalah-masalah Fiqih, Akidah, dan berbagai macam disiplin ilmu lainnya.
Para duta khusus Imam berkewajiban untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan syar’i yang datang dari kaum syiah kepada Imam Mahdi As. Setelah pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab oleh Imam As, maka para duta akan menyampaikan jawaban kepada masyarakat.
Ketika Muhammad bin ‘Utsman Al-‘Amri menjabat sebagai duta khusus Imam As yang kedua, ia sering mendapatkan surat yang berisi pertanyaan-pertanyaan kaum syiah seputar fikih dan hukum-hukum syar’i. Dan Imam Mahdi As sendiri dalam beberapa tawqi’nya juga telah menjawabnya.
Aktivitas para duta khusus Imam tersebut tidak hanyaterbatas pada masalah-masalah fikih semata. Akan tetapi, tugas dan tanggung jawab mereka, selain harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan fikih, mereka juga harus menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar akidah dan berbagaI displin Ilmu lainnya[3]. (Dars Nameh Mahdawiyat II, Khuda Murad Salimiyan)
Catatan Kaki
[1]. Ibid, hal. 435.
[2]. Muhammad Hasan Thusi, Kitâb al-Ghaibah, Qum, Muassasah Ma’arif Islami, 1411 HS, hal. 222.
[3]. Ibid, hal. 176.