Unit Rudal Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) melancarkan serangan besar terhadap sejumlah fasilitas militer penting di wilayah pendudukan Israel, demikian disampaikan oleh Juru Bicara YAF, Brigadir Jenderal Yahya Saree, pada Minggu malam, 13 April 2025.
Saree menjelaskan, serangan tersebut melibatkan dua rudal balistik. Salah satunya adalah rudal hipersonik Palestina 2 yang diarahkan ke pangkalan militer Sdot Micha di timur Isdud. Pangkalan ini diketahui sebagai lokasi penyimpanan peluncur rudal Jericho dan sistem pertahanan Arrow.
Sementara itu, rudal kedua bertipe Zulfiqar menghantam Bandara Ben Gurion di kota Yafa, yang berada dalam wilayah pendudukan Israel. Selain serangan rudal, Unit UAV YAF turut melancarkan operasi udara dengan mengerahkan pesawat nirawak untuk menyerang instalasi strategis milik Israel di kawasan Askalan.
Menurut Saree, seluruh serangan ini berhasil mencapai sasaran. Akibatnya, Bandara Ben Gurion terpaksa ditutup hampir selama satu jam. Serangan tersebut juga memicu kepanikan di kalangan pemukim Israel, memaksa jutaan orang berlindung di tempat-tempat perlindungan.
Saree menegaskan, Israel beserta sekutunya Amerika Serikat harus memahami bahwa Yaman—baik pemerintah, rakyat, maupun angkatan bersenjatanya—tidak akan mundur dari komitmennya untuk mendukung rakyat Palestina yang tertindas.
Ia menambahkan bahwa bangsa Yaman akan tetap setia pada kewajiban agama, moral, dan kemanusiaannya untuk membela Palestina, tanpa gentar menghadapi risiko apa pun.
Saree juga menekankan bahwa Yaman tidak akan menghentikan dukungannya terhadap Gaza, sampai Israel menghentikan agresinya dan mencabut blokade yang telah mencekik wilayah tersebut.
YAF Tembak Jatuh Drone MQ-9 AS untuk Keempat Kalinya dalam Dua Pekan
Lebih lanjut, Saree mengabarkan bahwa pertahanan udara YAF berhasil menembak jatuh satu unit drone MQ-9 milik Amerika Serikat yang tengah menjalankan misi militer di langit Provinsi Hajjah, Yaman. Drone tersebut dihancurkan menggunakan rudal buatan dalam negeri.
Dengan keberhasilan ini, jumlah total drone MQ-9 yang dijatuhkan Yaman dalam dua pekan terakhir mencapai empat unit, dan menjadi yang ke-19 sejak dimulainya operasi militer YAF untuk mendukung Gaza. Saree menegaskan bahwa kekuatan militer Yaman tetap solid, dan setiap agresi Amerika hanya akan berakhir dengan kegagalan serta kekecewaan bagi mereka.
Brigade al-Qassam Hamas Puji Dukungan Yaman
Di lain pihak, Juru Bicara Militer Brigade al-Qassam Hamas, Abu Obeida, memuji komitmen rakyat Yaman yang berupaya memukul jantung kekuatan militer Israel demi membela Gaza yang saat ini sedang menghadapi agresi genosida.
Abu Obeida menegaskan, bangsa Yaman rela menanggung pengorbanan besar, termasuk darah dan sumber daya negara mereka, demi kesetiaan kepada Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsa.
Ia menambahkan, rakyat Palestina tidak akan pernah melupakan sikap mulia Yaman. Menurutnya, keteguhan Yaman menunjukkan kekuatan umat ini dan kemampuannya untuk mengguncang stabilitas entitas Zionis, ketika kehendak, keimanan, dan kemampuan bersatu dalam tindakan nyata.
Sebagai bentuk penghormatan, Brigade al-Qassam juga merilis video khusus yang memuji dukungan politik, militer, dan solidaritas rakyat Yaman untuk Gaza di tengah berlangsungnya agresi brutal Israel.
Al-Houthi: Serangan Darat ke Yaman Akan Membuka Pintu Neraka
Sementara itu, seorang pejabat tinggi dari pemerintahan Yaman yang dipimpin oleh Ansarallah memperingatkan bahwa setiap agresi darat terhadap wilayah Yaman akan dihadapi dengan perlawanan habis-habisan.
“Semua opsi musuh di Yaman telah gagal. Baik serangan udara maupun agresi Amerika tidak akan pernah mematahkan tekad kami untuk terus mendukung Gaza,” tegas Mohammed Ali al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman, melalui akun media sosial X.
Al-Houthi menegaskan bahwa tidak ada serangan darat yang akan berhasil. Setiap upaya seperti itu hanya akan membuat Yaman menjadi neraka bagi para penyerang.
Ia juga mengingatkan, akan menjadi kesalahan besar jika ada pihak yang meremehkan semangat juang rakyat Yaman—sebuah bangsa yang telah terbukti bertahan dari operasi militer besar-besaran yang dipimpin koalisi Saudi.
Lebih lanjut, Al-Houthi menyampaikan bahwa Amerika Serikat harus memahami bahwa kelanjutan agresi mereka hanya akan semakin melemahkan kekuatan militer sendiri. “Mereka akan mengalami kekalahan dalam setiap pertempuran mendatang,” tutupnya.
Sumber Berita: https://en.abna24.com/
Sumber gambar: https://www.presstv.ir/