Peringatan kesyahidan Imam Husain (as), yang dikenal sebagai peristiwa Karbala, memiliki makna yang sangat mendalam dalam sejarah dan spiritualitas Islam. Imam Husain (as), cucu Nabi Muhammad SAW, menjadi simbol perlawanan terhadap tirani dan ketidakadilan. Pada tanggal 10 Muharram, yang dikenal sebagai hari Asyura, umat Islam di seluruh dunia memperingati pengorbanannya. Bulan Muharram sendiri, sebagai bulan pertama dalam kalender Islam, memiliki keutamaan yang tinggi dan menjadi waktu yang penuh dengan berkah dan refleksi spiritual.
Al-Quran menyampaikan beberapa keutamaan bulan Muharram dan menganggapnya sebagai bulan untuk mendekatkan diri pada Allah Swt. Beberapa keutamaan yang disebutkan oleh Al-Quran Mengenai bulan ini adalah:
1. Muharram adalah bulan yang diagungkan oleh Allah. Sebagaimana firman Nya dalam AL-Quran :
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوۡرِ عِنۡدَ اللّٰهِ اثۡنَا عَشَرَ شَهۡرًا فِىۡ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوۡمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ مِنۡهَاۤ اَرۡبَعَةٌ حُرُمٌ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS. At-Taubah: 36).
2. Muharram adalah bulan untuk meningkatkan ibadah
Sebagaimana bulan suci lainnya Umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah di bulan ini, seperti berpuasa dan berdoa. Puasa pada hari Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram, sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan besar. Bahkan puasa antara hari pertama hingga hari ke 9 memiliki pahala yang besar dan menjadi penghapus dosa pelakunya.
3. Bulan untuk introspeksi diri
Bulan ini juga menjadi waktu bagi umat Islam untuk merenungkan perjuangan dan pengorbanan para pahlawan Islam, khususnya Imam Husain (as) dan para syuhada Karbala, dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Sebagaimana diketahui bahwa di belahan bumi lainnya, saat ini masih ada saudara kita di Palestina yang mengalami penindasan dan pembantaian, maka bulan Muharaam menjadi momen penting untuk mengintrospeksi diri kita, untuk menjadi pendukung kaum yang lemah, serta berusaha keras mendukung perjuangan saudara-saudara kita di Palestina.
Sebagaimana disebutkan dalam berbagai literatur Sejarah bahwa Kesyahidan Imam Husain (as) di Karbala merupakan salah satu peristiwa paling tragis dalam sejarah Islam. Pada tahun 680 M, Imam Husain (as) dan pengikutnya yang setia, menghadapi pasukan Yazid bin Muawiyah di padang Karbala. Mereka bertempur dengan keberanian yang luar biasa meskipun menghadapi kekuatan yang jauh lebih besar dan kejam. Pengorbanan mereka menjadi simbol perjuangan melawan penindasan dan ketidakadilan.
Imam Husain (as) memilih untuk berdiri melawan ketidakadilan meskipun mengetahui bahwa perjuangannya akan berakhir dengan kesyahidan. Dalam khotbahnya, beliau berkata:
“Aku tidak bangkit untuk menyebarkan kerusakan atau keburukan, tetapi untuk mencari reformasi dalam umat kakekku, Rasulullah SAW. Aku ingin memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar.”
Tentu saja ucapan beliau ini tidak boleh hanya berhenti begitu saja, sebagai pecinta dan pengikut Al-Husain dan Rasulullah saw kita semua harus bangkit dan berjuang melawan berbagai ketidakadilan dan penindasan.
Peringatan kesyahidan Imam Husain (as) setiap tahun di bulan Muharram mengingatkan umat Islam akan pentingnya nilai-nilai keadilan, keberanian, dan pengorbanan. Ini juga menjadi waktu untuk mengenang pengorbanan para syuhada Karbala dan menguatkan tekad untuk melanjutkan perjuangan mereka dalam kehidupan sehari-hari yang tak lepas dari
Imam Ali Zainal Abidin AS, sebagai putra Imam Husain AS, juga dikenal dengan panggilan As-Sajjad (yang banyak bersujud), meninggalkan nasehat untuk kita semua supaya lebih bersungguh-sungguh dalam memperingati kesyahidan Imam Husen as di bulan Muharram:
Beliau berkata
النّاس في الدنيا بالاموال، وفي الآخرة بالأعمال
Manusia di dunia ini dinilai berdasarkan harta benda mereka, sedangkan di akhirat mereka dinilai berdasarkan amal perbuatan mereka.
Hadis ini mengingatkan kita akan pentingnya fokus pada amal perbuatan yang baik, terutama dalam bulan-bulan suci seperti Muharram, di mana kita dapat meningkatkan ibadah dan melakukan refleksi spiritual.
Dalam Riwayat yang lain disebutkan bahwa
من قنع بما قسم الله له فهو من أغنى الناس
Barang siapa yang merasa cukup dengan apa yang Allah berikan kepadanya, maka dia termasuk orang yang paling kaya.
Pesan ini mengajarkan kita untuk bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang kita miliki, sebuah pengingat yang sangat relevan ketika kita mengenang pengorbanan Imam Husain (as) yang memilih kehilangan segalanya demi kebenaran.
Peringatan kesyahidan Imam Husain (as) di bulan Muharram adalah waktu yang sangat penting bagi umat Islam untuk merenungkan makna keadilan, pengorbanan, dan keteguhan dalam iman. Bulan Muharram sendiri memberikan kesempatan untuk meningkatkan ibadah dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Melalui penghayatan terhadap ajaran dan perjuangan Imam Husain (as) serta mengikuti nasihat hikmah dari Imam Ali Zainal Abidin (as), kita dapat mengambil inspirasi untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna.