Penulisan hadis dalam tradisi Islam telah menjadi sarana penting dalam menyampaikan dan memperkuat warisan ilmiah, terutama dalam konteks kepengurusan Imam Ahlulbait. Meskipun pada awalnya terdapat larangan terhadap penulisan hadis Nabi, namun para Imam Ahlulbait mendorong para sahabat mereka untuk menulis dan merekam hadis-hadis penting untuk kepentingan masa depan umat.
Contoh nyata dari penekanan ini dapat dilihat dalam khutbah Imam Ali ibn Abi Thalib, di mana beliau menegaskan nilai dari memperoleh pengetahuan dengan membelinya dengan harga sedirham. Dalam riwayat tersebut, Al-Harits ibn al-A’war memperoleh kertas dan menuliskan pengetahuan yang dia dapatkan dari Imam Ali. Hal ini menunjukkan bahwa penulisan hadis telah menjadi fokus utama dalam tradisi Ahlulbait.
Imam Hasan bin Ali juga memberikan nasihat kepada putranya tentang pentingnya pengetahuan, khususnya dalam menghafal hadis. Beliau mendorong putranya untuk menuliskan dan menjaga hadis-hadis tersebut di rumah. Hal serupa terjadi dengan Hujr ibn Adi yang menulis hadis dalam sebuah buku untuk referensi pribadinya dalam menyelesaikan masalah-masalah hukum.
Perhatian yang kuat terhadap penulisan hadis juga tercermin dalam karya-karya yang dihasilkan oleh para pengikut Ahlulbait. Abu Rafi dan putranya, Ali ibn Abi Rafi, adalah contoh pengarang-pengarang terkemuka dalam tradisi Syiah yang menyusun karya-karya hukum berdasarkan ajaran Imam Ali dan para Imam Ahlulbait lainnya.
Riwayat yang disampaikan oleh Muhammad ibn Udzafir al-Shairafi tentang Imam Baqir juga menunjukkan pentingnya penulisan hadis. Ketika berdiskusi dengan seorang sahabat, Imam Baqir meminta putranya untuk membawa kitab yang ditulis oleh Imam Ali sendiri untuk merujuk pada jawaban yang tepat.
Semua contoh ini menunjukkan bahwa penulisan hadis bukan hanya sebuah praktik, tetapi juga suatu kebutuhan penting dalam tradisi Ahlulbait. Karena bimbingan yang terus menerus dari para Imam yang dianggap ma’shum (terjaga dari dosa) hingga abad ke-3 Hijriyah, tradisi ini telah menghasilkan warisan ilmiah yang kaya dan terpercaya.
Dalam konteks ini, penting bagi umat Islam untuk menghargai peran penting penulisan hadis dalam menyampaikan ajaran agama dan memperkuat pemahaman akan tradisi Imam Ahlulbait. Dengan memahami nilai dan keaslian hadis-hadis tersebut, umat dapat memperkaya warisan ilmiah Islam dan memperkuat fondasi agama mereka.
Artikel ini diadaptasi dari buku “Rasul Ja’fariyan – Penulisan dan Penghimpunan Hadis”